Dr. H. Bukhari Daud M.Ed
Khatib, Bupati Aceh Besar
Ikhlas berasal dari kata khalasha, maknanya kejernihan dan hilangnya segala sesuatu yang mengotorinya. Kata ikhlas menunjukkan kepada sesuatu yang jernih, bersih dan bebas dari intervensi kotoran. Di antara makna ikhlas menurut ulama adalah “Amal yang dilakukan hanya karena Allah, tidak untuk selain Allah”. Keikhlasan akan muncul ketika kita menjadikan niat kita dalam melakukan suatu amalan hanyalah karena Allah semata. Bukan karena ingin mendapatkan pengakuan dari makhluk.
Khatib, Bupati Aceh Besar
Ikhlas berasal dari kata khalasha, maknanya kejernihan dan hilangnya segala sesuatu yang mengotorinya. Kata ikhlas menunjukkan kepada sesuatu yang jernih, bersih dan bebas dari intervensi kotoran. Di antara makna ikhlas menurut ulama adalah “Amal yang dilakukan hanya karena Allah, tidak untuk selain Allah”. Keikhlasan akan muncul ketika kita menjadikan niat kita dalam melakukan suatu amalan hanyalah karena Allah semata. Bukan karena ingin mendapatkan pengakuan dari makhluk.
Fudhail bin Iyadh berkata, “Beramal karena manusia adalah syirik, meninggalkan amal karena manusia adalah riya.” Dalam konteks kekinian, dalam masyarakat, sering kita temukan perpecahan, pertentangan,bahkan perkelahian baik dalam urusan-urusan agama maupun dalam urusan kehidupan lainnya, sehingga munculnya dendam dan kebencian, banyak diantaranya yang berakar pada prilaku yang tidak ikhlas.
Ikhlas adalah dasar diterima atau ditolaknya suatu amalan, dan juga kunci untuk menuju kemenangan atau kerugian yang abadi. Keikhlasan adalah inti dan ruh peribadatan dan niat adalah rahasia peribadatan. Kedudukan niat terhadap amal sama dengan kedudukan ruh terhadap jasad. Mustahil apabila peribadatan itu hanya berupa amalan yang tidak ada ruhnya sama sekali, seperti jasad yang tidak bernyawa.
Fudhail bin Iyadh pernah memberi komentar tentang ayat 2, surat Al-Mulk, "supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." Menurutnya, maksudnya adalah “yang lebih ikhlas amalnya” yaitu amal yang didasari keikhlasan dan sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw. Seseorang bertanya kepadanya, "Apa yang dimaksud dengan amal yang ikhlas dan benar itu?" Fudhail menjawab, "Sesungguhnya amal yang dilandasi keikhlasan tetapi tidak benar maka amal itu tidak diterima oleh Allah swt. Sebaliknya, amal yang benar tetapi tidak dilandasi keikhlasan juga demikian. Amal perbuatan itu baru bisa diterima Allah jika didasari keikhlasan dan dilaksanakan dengan benar. Yang dimaksud 'ikhlas' adalah amal perbuatan yang dikerjakan semata-mata karena Allah, dan yang dimaksud 'benar' adalah amal perbuatan itu sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw."
Untuk lebih memahami makna ikhlas, perhatikanlah sebuah perumpamaan yang digambarkan oleh Ibnul Qoyyim, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Sepanjang perjalanan tentu saja memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”
Ciri-ciri keikhlasan
Ikhlas adalah perbuatan hati, karenanya tiada seorang pun yang tahu tentang apakah amalannya telah ia lakukan dengan ikhlas ataupun tidak, apalagi untuk mengetahui keikhlasan orang lain. Seorang ulama mungkin dapat mengetahui sah atau tidaknya amal perbuatan seseorang, tapi ia tidak akan dapat mengetahui ikhlas atau tidaknya amalan seseorang. Akan tetapi berikut ini kami sampaikan beberapa kriteria amal yang mungkin mendekati kepada keikhlasan: Orang yang mengutamakan keridhaan Allah diatas segalanya. Orang yang lebih suka menyembunyikan 'amal kebajikan. Orang yang menyadari kekurangan diri sendiri. Orang yang tidak tergiur dengan popularitas. Orang yang sabar terhadap usaha dan perjuangan yang panjang. Orang yang merasa senang pada kelebihan yang dimiliki orang lain. Orang yang jarang merasa kecewa dalam kehidupan. Orang yang tidak tergantung atau berharap pada makhluk. Orang yang tidak membedakan antara amal besar dan amal kecil. Orang yang banyak melakukan amal kebaikan secara rahasia.
Kiat untuk menjadi orang yang ikhlas itu ada pada kata kunci "bisa karena biasa", memang tidak mudah, karena itu teruslah berlatih dan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi sosok pribadi yang ikhlas, terus belajar dan belajar, agar kita bisa dengan jelas memahami manfaat ikhlas ini dan menyadari betapa ruginya kita jika beramal dan beraktifitas tanpa didasari nilai keikhlasan. Mohon bimbingan dan tuntunan Allah agar selalu diarahkan kepada jalannya orang orang yang ikhlas.
Kedudukan Ikhlas
Untuk menegaskan kedudukan ikhlas, Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.” Berikut ini simaklah nasehat Imam Syafi’i kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan penuh kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Sebagian manusia menyangka, yang namanya keikhlasan itu hanya ada dalam perkara-perkara ibadah semata seperti sholat, puasa, shadaqah, membaca al qur’an , haji, zikir serta amal-amal ibadah lainnya. Namun ketahuilah bahwa keikhlasan harus ada pula dalam amalan-amalan yang berhubungan dengan muamalah dan akhlak atau perilaku keseharian kita.
Amal perbuatan yang besar nilainya, seandainya dilakukan tidak ikhlas, maka hal itu tidak akan berfaedah baginya. Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah Al Bahili, dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan pahala dan agar dia disebut-sebut oleh orang lain?” maka Rasulullah pun menjawab: “Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang itu pun mengulangi pertanyaannya tiga kali, Rasulullah pun menjawab: “Dia tidak mendapatkan apa-apa.” Kemudian beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali apabila amalan itu dilakukan ikhlas karena Allah.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Nasai).
Buah dari Ikhlas
Seseorang yang telah beramal ikhlas karena Allah, di samping amal tersebut harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, maka keikhlasannya tersebut akan mampu mencegah setan untuk menguasai dan menyesatkannya. Allah berfirman tentang perkataan Iblis laknatullah yang artinya: “Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (Qs. Shod: 82-83). Maksudnya bahwa orang-orang yang ikhlas tidak akan mampu digoda oleh syaithan. Orang yang ikhlas akan dijaga oleh Allah dari perbuatan maksiat dan kejelekan. Wallahu a’lam
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !