Headlines News :
Home » » Meraih Piala Akhirat

Meraih Piala Akhirat

Written By MAHA KARYA on Saturday, July 3, 2010 | 7/03/2010

Oleh: Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si

“Ya Tuhan kami, berikan kepada kami kebahagian di dunia dan kebahagian di akhirat serta jauhkan kami dari azab api neraka.” (Doa dalam Al Quran)

Selama satu bulan, masyarakat dunia yang mayoritas muslim dihipnotis dengan event sepak bola tingkat dunia. Berita olah raga terpopuler tersebut menghiasi media cetak dan elektronik. Dibicarakan di berbagai tempat dan oleh kalangan orang mulai tukang beca sampai pejabat tinggi.

Demam olah raga sepak bola kadang sanggup mengalahkan berita lain yang sedang heboh seperti skandal video mesum mirip Ariel – Luna Maya dan Cut Tari atau kasus Gayus yang mengkorupsi dana pajak, atau berita bencana yang melanda belahan dunia lain, atau derita warga Palestina yang hampir tiap hari dibantai zionis Israel. Demikian dahsyatnya bidang olah raga sepak bola mempengaruhi banyak orang.

Sebenarnya ketertarikan seseorang terhadap bidang sesuatu merupakan hak azasi. Termasuk bagaimana orang-orang dengan berbagai upaya meraih piala dunia. Ahli filsafat kuno, menyebut manusia dengan istilah “homo ludens” atau makhluk yang senang bermain , karena bermain adalah salah satu karakter dasar manusia, mulai dari anak kecil sampai orang tua.

Sayangnya banyak orang yang lupa kepada piala akhirat berupa kesenangan hakiki yang dijanjikan Allah bagi hamba-hambaNya yang bertakwa. Piala akhirat tercampakkan begitu saja, tak banyak orang merebutnya, karena siaftnya abstrak. Orang cenderung meraih sesuatu yang nyata dan berujud berupa piala buatan manusia sendiri. Padahal kalau di piala dunia, hanya sebagian pemain atau negara yang ikut, sebagian besar hanya jadi penonton. Sedangkan untuk piala akhirat, semua kita boleh ikut serta jadi pemain, waktunya adalah sejak kita dilahirkan, sampai ajal tiba.

Kenyataannya, banyak orang pecandu bola yang rela bangun tengah malam untuk menonton pertandingan bola. Namun susah sekali untuk bangun shalat malam meskipun alarm berdering di telinganya. Ternyata imannya tak sanggup mengangkat badannya dari kasur empuk. Ratusan syaitan menggelayut di dadanya. Sementara untuk bangun nonton piala dunia, syaitan menolong membangunkannya dengan penuh semangat dengan berusaha membuka matanya sampai menjelang subuh. Lalu syaitanpun meninabobokannya sampai matahari terbit. Shalat subuh pun terabaikan gara-gara kelelahan nonton televisi.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin