Zulfajri Ery SyahputraAda porsi terbaik bagi kehidupan orang yang baik, dari tindakan-tindakan kecil yang meski abai diberi nama, yang kemudian mampu memancarkan keindahan jiwa bagi pelakunya. Porsi itulah yang berusaha digapai Zulfajri Ery Syahputra, muslim belia yang coba menggabungkan ruh keislaman dengan ruh kreatifitas guna membumikan nilai-nilai Islam di lingkungan sekolahnya.
Usia boleh terbilang “hijau”, ia masih berada di angka enam belas tahun. Tapi bukan berarti Zulfajri tidak bisa unjuk diri. Di bawah Forum Kreatifitas Remaja Muslim (FKRM) SMA 4 Banda Aceh, Zulfajri mulai meniti jalan dakwah. Sebagai ketua dar forum tersebut, Zulfajri dituntut untuk senantiasa mampu menghasilkan ragam kegiatan baru. Selain agar forum nahkodaannya tetap bernafas, kreatifitas dalam berkegiatan juga dibutuhkan agar pekerjaan dakwah tidak menjemukan.
Beberapa kegiatan yang saat ini ia galakkan bersama teman-temannya adalah Halaqah rutin bagi akhwat, kajian minggu, Tilawatil Quran dan pengajian Iqra’. Juga ada beberapa perlombaan umum lain seperti perlombaan MTQ, lomba cerpen dan menulis surat cinta untuk Rasulullah.“Malah kedepan, untuk memperluas silaturrahim, kami berencana mengadakan kajian akbar SMA se-Banda Aceh dan pelatihan Jurnalistik,” kata dia.
Selain rutinitas khusus seorang pelajar, program-program FKRM juga adalah bagian dari rutinitas Zulfajri di sekolah. Anak kelahiran Banda Aceh ini mengatakan, segenap daya ia akan berusaha mewujudkan harapan sang kepala sekolah, Drs. Anwar Sanusi, yang mendambakan nilai-nilai islam menyatu dalam diri masyarakat SMA 4 Banda Aceh. “Menjadi sebuah kebiasaan yang tertanam sejak bangku sekolah,” begitu ucap Zulfajri.
Forum Kreatifitas Remaja Muslim (FKRM) cikalnya didirikan atas perjuangan Guru Agama Islam di sekolah itu yang bernama Salmiah Jamil. Forum ini menetas pada tahun 1998 dan terus tumbuh hingga sekarang. Kegiatan yang dicanangkan forum menjadi kegiatan wajib tidak hanya bagi seluruh siswa, tetapi juga bagi guru di SMA 4 Banda Aceh. Saban Jum’at pagi, para guru memiliki kegiatan pengajian Surat Yasin bersama.
Bagi Zulfajri, menjadi ketua FKRM adalah suatu kesempatan untuk belajar ilmu kepemimpinan. Forum ini menjadi arena latihan mengemban amanah dan pelajaran soal bagaimana kepercayaan yang dititipkan orang bisa ia jaga sebaik-baiknya.
“Juga melalui kegiatan di forum ini pun dapat meningkatkan kreatifitas remaja dalam bidang Islam. Saya pribadi menjadikan ini tempat belajar menjadi pemimpin yang amanah hingga dapat dipercaya,” ujar Zulfajri.
Muhammad Fauzul Riski, mantan ketua FKRM SMA 4 yang juga rekan sehaluan Zulfajri menyebutkan, remaja bisa juga berkreatifitas dengan menerapkan prinsip Islam di setiap kreasinya. “Maka, dengan adanya forum seperti ini di setiap sekolah, sangat bagus untuk pendidikan agama dan menumbuhkan keimanan sejak remaja,” ungkapnya.
Bersama Fauzul, Zulfajri bahu membahu mewujudkan visi FKRM melalui serangkain misi yang telah dipersiapkan. Sebagai sosok yang lebih dulu berkiprah, Fauzul tentu sudah mengecap manis pahitnya “perjuangan” melalui FKRM. Dan pengalaman itu akan membantu Zulfajri agar bisa bekerja lebih baik.
Zulfajri juga memiliki sederet prestasi lain. Putra dosen fakultas pertanian ini termasuk nominasi 50 besar dalam lomba matematika yang diadakan PASIAD Turki. Ia beroleh juara II dalam lomba cerdas cermat di Taman al-Qur’an dan juara III dalam lomba adzan tingkat Lambhuk.
Prestasi yang telah diraih tidak membuatnya lekas berpuas diri. Belia yang punya semangat kompetitor ini berkata akan terus berprestasi selagi diri belum lapuk dimakan usia. Pelajar kelas dua SMA ini juga berharap kepada segenap teman-teman seusianya agar senantiasa berperilaku islami. (nel)
Usia boleh terbilang “hijau”, ia masih berada di angka enam belas tahun. Tapi bukan berarti Zulfajri tidak bisa unjuk diri. Di bawah Forum Kreatifitas Remaja Muslim (FKRM) SMA 4 Banda Aceh, Zulfajri mulai meniti jalan dakwah. Sebagai ketua dar forum tersebut, Zulfajri dituntut untuk senantiasa mampu menghasilkan ragam kegiatan baru. Selain agar forum nahkodaannya tetap bernafas, kreatifitas dalam berkegiatan juga dibutuhkan agar pekerjaan dakwah tidak menjemukan.
Beberapa kegiatan yang saat ini ia galakkan bersama teman-temannya adalah Halaqah rutin bagi akhwat, kajian minggu, Tilawatil Quran dan pengajian Iqra’. Juga ada beberapa perlombaan umum lain seperti perlombaan MTQ, lomba cerpen dan menulis surat cinta untuk Rasulullah.“Malah kedepan, untuk memperluas silaturrahim, kami berencana mengadakan kajian akbar SMA se-Banda Aceh dan pelatihan Jurnalistik,” kata dia.
Selain rutinitas khusus seorang pelajar, program-program FKRM juga adalah bagian dari rutinitas Zulfajri di sekolah. Anak kelahiran Banda Aceh ini mengatakan, segenap daya ia akan berusaha mewujudkan harapan sang kepala sekolah, Drs. Anwar Sanusi, yang mendambakan nilai-nilai islam menyatu dalam diri masyarakat SMA 4 Banda Aceh. “Menjadi sebuah kebiasaan yang tertanam sejak bangku sekolah,” begitu ucap Zulfajri.
Forum Kreatifitas Remaja Muslim (FKRM) cikalnya didirikan atas perjuangan Guru Agama Islam di sekolah itu yang bernama Salmiah Jamil. Forum ini menetas pada tahun 1998 dan terus tumbuh hingga sekarang. Kegiatan yang dicanangkan forum menjadi kegiatan wajib tidak hanya bagi seluruh siswa, tetapi juga bagi guru di SMA 4 Banda Aceh. Saban Jum’at pagi, para guru memiliki kegiatan pengajian Surat Yasin bersama.
Bagi Zulfajri, menjadi ketua FKRM adalah suatu kesempatan untuk belajar ilmu kepemimpinan. Forum ini menjadi arena latihan mengemban amanah dan pelajaran soal bagaimana kepercayaan yang dititipkan orang bisa ia jaga sebaik-baiknya.
“Juga melalui kegiatan di forum ini pun dapat meningkatkan kreatifitas remaja dalam bidang Islam. Saya pribadi menjadikan ini tempat belajar menjadi pemimpin yang amanah hingga dapat dipercaya,” ujar Zulfajri.
Muhammad Fauzul Riski, mantan ketua FKRM SMA 4 yang juga rekan sehaluan Zulfajri menyebutkan, remaja bisa juga berkreatifitas dengan menerapkan prinsip Islam di setiap kreasinya. “Maka, dengan adanya forum seperti ini di setiap sekolah, sangat bagus untuk pendidikan agama dan menumbuhkan keimanan sejak remaja,” ungkapnya.
Bersama Fauzul, Zulfajri bahu membahu mewujudkan visi FKRM melalui serangkain misi yang telah dipersiapkan. Sebagai sosok yang lebih dulu berkiprah, Fauzul tentu sudah mengecap manis pahitnya “perjuangan” melalui FKRM. Dan pengalaman itu akan membantu Zulfajri agar bisa bekerja lebih baik.
Zulfajri juga memiliki sederet prestasi lain. Putra dosen fakultas pertanian ini termasuk nominasi 50 besar dalam lomba matematika yang diadakan PASIAD Turki. Ia beroleh juara II dalam lomba cerdas cermat di Taman al-Qur’an dan juara III dalam lomba adzan tingkat Lambhuk.
Prestasi yang telah diraih tidak membuatnya lekas berpuas diri. Belia yang punya semangat kompetitor ini berkata akan terus berprestasi selagi diri belum lapuk dimakan usia. Pelajar kelas dua SMA ini juga berharap kepada segenap teman-teman seusianya agar senantiasa berperilaku islami. (nel)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !