Headlines News :
Home » » Persawahan Kering, Warga Shalat Istisqa’

Persawahan Kering, Warga Shalat Istisqa’

Written By MAHA KARYA on Friday, February 26, 2010 | 2/26/2010

Mentari pagi mulai menampakkan diri di balik Gunung Seulawah, Aceh Besar. Suasana pagi jelang siang ahad (21/2) ini tampak sama seperti hari-hari sebelumnya, masa-masa dimana kemarau mendera. Gema pun mengawali perjalanan liputan dari Masjid Raya Baiturrahman menuju lapangan bola kaki di Kemukiman Lampanah, Indrapuri. Tepatnya 28 Km arah timur Kota Banda Aceh, tempat berlangsungnya shalat minta hujan (istisqa’).


Lapangan bola kaki tersebut dikelilingi oleh area persawahan. Jelas terlihat sawah-sawah tersebut kini dalam kondisi kerontang, batang-batang padi layu memerah. “Nyan hana mungken cok hase,” keluh Hasan, warga Lampanah yang tiba lebih awal di lapangan. Hasan pesimis soal penghasilan sawahnya.

Persawahan di kawasan Lampanah umumnya adalah sawah tadah hujan. Sejak hujan jarang berkunjung, sawah di daerah ini mengalami kekeringan. “Kekeringan ini lantaran petani kita terlambat melakukan penanaman di masa global warming seperti saat ini, sehingga sawah-sawahnya mengalami krisis air,” sebut Ir. Eko Slamet, Kadis Sumber Daya Air kepada media, Senin lalu.

Menyikapi krisis air di persawahan, beberapa tokoh masyarakat dalam sebuah pengajian di masjid setempat berdiskusi dan merekomendasikan untuk dilaksanakan shalat minta hujan. Demikian pengakuan Tgk Mahya, Keuchik Lampanah Jurong kepada Gema sebelum shalat berlangsung. “Warga di lima gampong digerakkan oleh masing-masing geuchik untuk hadir ke lapangan pada Ahad pagi guna shalat istisqa’ sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah,” papar Mahya yang juga alumni IAIN Ar Raniry.


Sekitar 500-an warga dari 1500 jiwa lebih penduduk hadir untuk memanjatkan do’a pada Ilahi agar dianugrahi hujan. Ibadah shalat sunah tersebut diawal sepekan sebelumnya dengan warga berpuasa 3-5 hari, dan berbuka usai shalat.


Disebutkan Hasan, tata cara shalat istisqa’ amat berbeda dengan shalat sunnah lainnya. Ia pernah melakukan hal serupa tiga puluh tahun lalu.


Dalam tata cara shalat yang disampaikan pengurus masjid setempat disebutkan, shalat ini awalnya sama dengan shalat ied setiap tahun. Tapi usai khatib berkutbah, pasca berdoa secara jama’ah, khatib akan membalikkan badannya untuk menghadap kiblat dan membacakan doa secara sir (samara). Semoga Allah mengabulkan permintaan warga. ridha


Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin