Headlines News :
Home » » Rambu Memelihara Kejujuran Diri

Rambu Memelihara Kejujuran Diri

Written By MAHA KARYA on Monday, July 13, 2009 | 7/13/2009

Dr. Ir. Husni, M.Agric.Sc

Firman Allah Swt: “orang yang beriman adalah orang yang memelihara amanat dan janji” (Q.S. Al-Mukminun, ayat 8).

Kemudian, hadist Rasulullah SAW berbunyi:“Kalau kamu ingin dicintai Allah dan Rasul, maka jagalah tiga pekerti: benar dalam berkata, menjalankan amanah, dan baik dengan tetangga”.

Jujur adalah kata yang mudah diucap, namun begitu sulit untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jujur adalah suatu sifat yang lahir dari lubuk hati. Apabila seseorang mempunyai hati yang bersih (jauh dari berbagai penyakit hati), maka orang tersebut akan menjadi pribadi yang jujur. Sebaliknya apabila hati seseorang telah berkarat atau berpenyakit, maka dapat dipastikan orang tersebut akan menjelma menjadi sosok yang tidak jujur. Karena itu upaya untuk menyucikan hati adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh setiap individu.

Sebelum otak manusia diisi dengan berbagai ilmu, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah penyucian hati. Karena apabila seorang ilmuwan yang mempunyai hati yang bersih pasti akan menjadi seorang ilmuwan yang jujur, yang akan mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan ummat. Sebaliknya, seandainya otak manusia penuh diisi dengan ilmu, sementara hati mereka tidak dibersihkan dari berbagai penyakit hati, maka manusia tersebut akan menjelma menjadi manusia yang tidak jujur. Akibatnya ilmu yang mereka miliki justru akan dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kedhaliman dan kerusakan di muka bumi (menjadi trouble maker).

Apabila kita melihat metoda yang dilakukan Rasulullah SAW dalam membina para sahabat, maka langkah pertama yang dilakukan beliau sebelum mengajarkan ilmu kepada mereka adalah membacakan ayat-ayat Alquran dan menyucikan hati mereka. Dalam Alquran Surah Jumat ayat 2, Allah Swt berfirman: ‘Dialah (Allah) yang mengutus kepada golongan Ummi seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, yang menyucikan mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah (ilmu)”.

Hati para sahabat Rasulullah telah disucikan dari sifat syirik, hasad, kesombongan, bakhil, dusta dan sebagainya. Para sahabat Rasulullah Saw begitu yakin kepada Allah, yang Maha Mengawasi . Karena itu tidaklah mengherankan kalau kemudian generasi tersebut dikenal dengan generasi terbaik yang pernah terlahir di muka bumi ini. Generasi yang hanya takut kepada Allah, yang selalu berpegang teguh pada prinsip kejujuran, amanah dan janji. Seorang Sahabat yang bernama Bilal bin Rabah misalnya, pada masa awal keislamannya telah menerima berbagai perlakuan kasar dari majikannya serta kaum musyrikin Mekkah. Bilal disiksa dengan dijemur di atas pasir panas, namun Bilal tetap teguh pendiriannya. Pada saat itu Bilal belum diajarkan ilmu oleh Rasulullah SAW, kecuali ditanamkan satu keyakinan bahwa yang patut disembah, patut ditakuti, patut dicintai hanyalah Allah yang Esa. Karena itu iman dan aqidah Bilal tidak bisa ditukar, walaupun resikonya adalah kematian.

Keteguhan iman Bilal bukanlah karena Bilal seorang ulama besar karena pada saat itu Bilal hanyalah seorang budak hina yang awam tentang ilmu agama. Namun keteguhan iman Bilal adalah karena ia telah mampu mengikis berbagai penyakit hati dalam dirinya. Bilal begitu jujur kepada Allah, jujur kepada Rasul, dan juga jujur pada dirinya sendiri.

Seandainya masyarakat kita telah menjadi masyarakat yang jujur, maka akan terbebaslah penyakit kecurangan di tengah-tengah kita. Seandainya kejujuran telah terpatri dalam setiap diri kita, maka pemimpin yang akan lahir di tengah-tengah kita juga adalah pepimpin yang jujur. Seandainya negara sudah dipimpin oleh aparat-aparat negara yang jujur, maka keadilan dan kemakmuran yang kita impi-impikan Insya Allah akan tergapai.

Untuk membangun suatu negara (bangsa) bukan hanya memerlukan orang-orang yang pintar saja, tetapi yang tidak kalah penting dibutuhkan adalah adanya orang-orang yang jujur. Tidak terselesaikannya berbagai persoalan bangsa ini bukan karena bangsa kita kekurangan para pakar (ahli). Di negeri ini cukup banyak para scientist, ahli ekonomi, ahli hukum, ahli tata negara, dan sebagainya. Namun negeri ini masih sangat langka dengan manusia-manusia yang jujur.

Bulan April yang baru lalu kita baru saja memilih pemimpin/ wakil-wakil kita (anggota DPR) yang akan mengelola negara ini untuk lima tahun yang akan datang. Doa dan harapan kita kepada Allah Swt adalah semoga Allah SWT menjadikan wakil-wakil rakyat tersebut menjadi wakil-wakil rakyat yang bertaqwa, jujur dan amanah. Semoga negeri yang indah nan subur, serta kaya dengan sumber daya alam ini akan benar-benar terwujud menjadi negeri yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt, negeri Baldatun Thayyibatun wa rabbul ghafur.

Khatib, Dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin