Headlines News :
Home » » Jangan Tinggalkan Al-Qur’an Setelah Ramadhan

Jangan Tinggalkan Al-Qur’an Setelah Ramadhan

Written By MAHA KARYA on Sunday, August 3, 2014 | 8/03/2014

Ramadhan bulan latihan, namun banyak pasca Ramadhan orang-orang kembali berbuat sebagaimana sebelum Ramadhan. Masjid yang selama Ramadhan penuh kini mulai kosong, Shalat malam dulunya rajin, kini semakin berkurang bahkan tidak dikerjakan. Lalu apa yang tersisa? Berikut Petikan wawancara dengan Bapak Fathurrahmi MSi (Dosen Fakultas MIPA Unsyiah dan BKM Masjid Jami’ Kampus Unsyiah)
 
Bagaimana kondisi masyarakat kita pasca Ramadhan ini?
Masih sama dengan tahun-tahun lalu. Masjid masih banyak kosong. Awal Ramadhan mungkin masjid penuh, namun pasca Ramadhan atau awal Syawal kita lihat shalat Dzuhur dan Ashar kembali sama dengan sebelum-sebelum Ramadhan

Penyebabnya kenapa ini Ustadz?
Penyebabnya ini beda-beda, tergantung orang-orangnya masing-masing. Ada yang bersemangat di bulan Ramadhan karena ikut-ikutan atau hanya sekedar ibadah musiman saja, berhubung banyak orang beribadah merasa tidak enak jika tidak ikut meramaikan.
 
Berarti banyak belum berubah kepada kebaikan?
Iya, makanya tugas kita sebagai da’i terus mengingatkan. Kita (remaja masjid) biasa melakukan program-program seperti dalam bulan Ramadhan, misalnya kajian atau shalat malam berjama’ah tetap berjalan di bulan-bulan selain Ramadhan.
 
Bagaimana kiat-kiat menjaga konsistensi semangat Ramadhan?
Itu tergantung masing-masing orang. Kalau saya sendiri, bagaimana menjaga suasana hati sebagaimana telah dirasakan selama 30 hari dilatih Ramadhan. Misal, dulu berpuasa menahan lapar, lalu kita melanjutkan shalat malam dengan ikhlas, kemudian juga membaca Al-Qur’an, harus dapat dilanjutkan di bulan-bulan selanjutnya.
 
Mengapa masih ada orang-orang pada bulan Ramadhan rajin beribadah, setelah Ramadhan berakhir, kondisi kembali seperti sebelum Ramadhan?Ya, mungkin saja mereka merasa selama Ramadhan terpenjara dan setelah selesai Ramadhan mereka merasa terbebas dari penjara. Jadi Ramadhan dianggap sebagai penjara atau hukuman, bukan dijadikan sebagai bulan latihan yang menjadi batu loncatan menuju ketakwaan dan keshalihan.
 
Bagaimana menjaga konsistensi keshalehan Ramadhan ini lebih bermakna?
Pertama, Allah menjelaskan di dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183-185 yaitu kita harus bisa menjaga kesalehan pribadi dan sosial, sebagaimana Allah Swt. menyuruh kepada orang-orang yang tidak mampu lagi berpuasa untuk membayar fidyah. Selain puasa itu menyehatkan diri, jika tidak mampu melakukannya hukuman yang Allah berikan pun berupa kebaikan bagi kebaikan sosial berupa fidyah yang dibayarkan. Kedua, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Albaqarah juga bahwa di bulan Ramadhan adalah masa dimana al-Qur’an diturunkan, jadi jangan tinggalkan Al-Qur’an setelah kita bermesraan dengannya di bulan Ramadhan. Darlis
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin