![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWOrVA_pFf2MTfGX41jBWmsvUFXWwVHSs6zP5rD6AUcfnqlXyo5Dqrig68ylwBCRMXw5kKFLXPWKXm3wbAGzyBye2R8_XZELICrGX96C9gKUoYZ9lpJiR3leVWrhKjigOVMYDfOxO_Nbk/s320/57.jpg)
Di bawah gerimis yang sedang mengintai, saya menuju Warung Baroena yang berada di depan hotel. Yang sangat membahagiakan, ternyata di warung tersebut, juga disediakan kopi dan Mie Aceh. Wow, sangat menyenangkan, bisa langsung menikmati makanan dan minuman khas Tanah Rencong.
Harga mie Aceh dan kopi yang ditawarkan juga sangat terjangkau. Asril, seorang warga Aceh yang juga sedang berlibur mengaku tak menyangka kalau di kota wisata semisal Bukittinggi ada penjual kopi dan mie Aceh. “Bagi orang Aceh, sepertinya belum lengkap menyantap makanan dan minuman, bila belum ditemani suguhan kopi dan Mie Aceh. Alhamdulillah, ternyata di Bukittinggi, kita bisa menikmatinya,” tutur Asril. Penjual mie Aceh tersebut mengaku berasal dari Kota Lhokseumawe.
Irfan, warga Aceh lainnya menimpali, aroma dan cita rasa mie Aceh sangat lezat, apalagi dinikmati di tengah suasana alam dingin seperti di kawasan Bukittinggi. Agar warung tersebut makin popular dan banyak pelanggan, disarankan agar pengelola warung bisa melakukan promosi di media massa maupun menggelar spanduk di jalan-jalanutama di Bukittinggi maupun kota-kota wisata lainnya di Sumatera Barat. “Saya lihat, pengunjung dan pembeli di warung Baroena setiap harinya sangat ramai. Ini berarti kopi dan mie Aceh sangat diminati. Makanan dan minuman khas Aceh memang tak kalah dengan makanan dari daerah lainnya,” tambah Irfan.
Sebagai Lokasi Wisata
Sejak dulu, nama Bukittinggi sangat dikenal di nusantara, bahkan hingga ke mancanegara. Setiap harinya, ribuan wisatawan lokal dan asing sengaja datang untuk berwisata di kota dingin tersebut. Alhasil, Bukittinggi tak pernah sepi dari pengunjung. Hotel maupun bus wisata juga selalu padat dibooking wisatawan.
Salah satu lokasi wisata terkenal di Bukittinggi adalah Jam Gadang. Di samping itu, bagi penyuka berbelanja, sangat tepat untuk singgah di Pasar Atas, yang terletak di depan Jam Gadang. Berbagai pernik-pernik dan pakaian islami dijual di pasar tersebut.
Hj Linda, salah seorang pedagang mengakui, pengunjung di Pasar Atas tak pernah sepi. Pakaian muslim dan muslimah juga menjadi incaran para pembeli. Dikatakan, pasar tersebut telah sangat lama hadir. Namun, di awal tahun 1970-an, pasar ini mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan puluhan tempat berjualan. “Alhamdulillah, tempat ini dibangun lagi dan dikelola Pemko Bukittinggi. Di sini, ada sekitar 200-an pedagang yang menggantungkan ekonominya,” kata Linda.
Disebutkan barang yang banyak disukai konsumen antara lain mukena dan baju koko khas Sumatera Barat. Bahkan, pembeli datang dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, serta daerah lainnya di Pulau Sumatera.
Hal menarik lainnya yang bisa dinikmati wisatawan di Bukittinggi adalah naik sado keliling kota. Hanya dengan biaya Rp. 50.000/orang, hampir semua lokasi wisata di sekililing Bukittinggi dapat dilihat, termasuk Istana Bung Hatta, yang letaknya di depan Jam Gadang. Tentu, sangat menyenangkan bisa berwisata sambil menikmati tempat-tempat bersejarah di negeri ini.(hil)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !