Headlines News :
Home » » Filisofi Air Hujan dalam Al Qur'an

Filisofi Air Hujan dalam Al Qur'an

Written By MAHA KARYA on Monday, April 15, 2013 | 4/15/2013

"Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (QS. Az-Zukhruf : 11)
 
Bagi petani yang bercocok tanam, air sangat dibutuhkan. Air adalah sumber kehidupan. Tatkala hujan tidak ada, maka air di sawah pun menjadi sulit didapatkan. Bumi menjadi gersang, tanamanpun banyak yang mati. Namun air yang melimpah juga kadang dianggap bencana berupa banjir yang memakan korban dan harta.

Allah SWT sebagai dzat pengatur alam semesta dan pemberi rizki kepada makhlukNya, sesugguhnya menurunkan hujan dengan takaran yang sudah terukur. Al Imam Al Suyuthi dalam kitab tafsir al-Jalalain memberikan tafsiran "dengan ukuran" yaitu dengan ukuran yang sesuai dengan kecukupan dan kemaslahatan (penghuni alam semesta). Allah yang mengatur berapa debit air yang diperlukan oleh penduduk bumi baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan dan sebanyak kebutuhan itulah yang Allah curahkan. Jadi hujan adalah benar-benar rahmat Allah bagi hamba-Nya dan bukan penyebab utama musibah banjir yang berkepanjangan.
 
Banjir terjadi karena keseimbangan alam sudah terganggu. Pepohonan sebagai penyangga dan penutup bumi mulai gundul. Resapan air berkurang, sehingga air mencari permukaan yang rendah termasuk pemukiman penduduk yang berubah menjadi bencana. Pembuangan sampah di sembarang tempat menjadi penyebab utama tersendatnya aliran air limbah maupun air hujan ke tempat semestinya seperti yang terjadi di ibu kota Jakarta. Allah berfirman yang artinya : "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (QS. Ar Rum : 41)

Dengan demikian musibah banjir terjadi karena human and social error, kesalahan manusia dan kesalahan sosial, kesalahan lingkungan sosial yang tidak akrab dengan ekosistem dan bukan God Error. Curah hujan tetaplah sebagai rahmat Allah untuk alam semesta. Sayang penghuni alam semesta ini terutama manusia lupa bersyukur dengan rahmat tersebut. [Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si]
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin