Orangtua Wajib Ajarkan Al Quran Pada Anaknya

Muhammad Iqbal

(Ketua Umum PW PII Aceh)
 

Apa pendapat anda dengan moral generasi muda Aceh sekarang?
Dekadensi moral memang sudah ditandai dengan merosotnya moral anak-anak remaja Aceh sekarang dengan maraknya pergaulan bebas, sebagaimana data yang disebutkan bebeberapa waktu lalu, Banda Aceh dan Lhokseumawe menjadi daerah tertinggi terjadinya pergaulan remaja di kalangan remaja.
Menurut saya, hal yang sangat mendasar karena setiap pelajar sekarang sudah begitu mudah dapat mengakses situs-situs pornografi. Penyebabnya, karena minimnya pembinaan dan pengawasan keluarga, juga semakin minimnya pendidikan moral di sekolah.
 

Tapi, situs porno kan sudah diblokir oleh pemerintah?
Situs pornografi banyak sekali, semakin banyak diblokir makin banyak muucul yang lain. Kalaupun ada diblok menurut saya tidak begitu maksimal. Cara paling efektif adalah dengan menata kurikulum di sekolah, yang mengajarkan bagaimana remaja dan generasi muda kita berinteraksi dengan orang banyak.
Sebab, para siswa aktif di sekolah mulai pagi sampai sore, sehingga dengan adanya bekal pemahaman menjadi pembelajarn bagi mereka tiap harinya. Jadi, menjamurnya teknologi informasi, wi-fi berimbas pada pergaulan mereka. Selain itu, minimnya kurikulum tentang pelajaran akhlak dan moral, kalau pun ada itu pun hanya muatan lokal.
 

Apakah pergaulan bebas cuma terjadi di kota-kota besar?
Ya, untuk saat sekarang tidak hanya terjadi di kota besar tapi semua kawasan sudah mulai merambah. Banda Aceh misalnya ada sebagian remaja dan generasi muda kita terlibat dalam prilaku amoral, mereka sudah mulai akrab dengan video porno.
 

Apa langkah-langkah untuk mengantisipasi pergaulan remaja?
Untuk mengantisipasi terjadinya pergaulan bebas, saya mengusulkan dibentuknya Badan anti maksiat, di sekolah-sekolah, di gampong-gampong, baik dibentuk oleh pemerintah atau dibentuk oleh sekolah sendiri.
 

Apakah ini akan efektif?
Dilihat efektif atau tidak, tentu hal ini tidak begitu efektif, yang terpenting bagaimana badan dan aturan itu dijalankan oleh semua pihak. Nah, lembaga itu dengan punishment juga harus memberi pembelajaran yang bagus, dan sekolah juga memberi reward kepada pelajar.
 

Nah cukup hanya itu?
Juga harus dibentuk dan dibangun kerjasama dengan semua pihak. Kalau perlu, juga adanya qanun, tapi, harus dijalankan dengan baik. Sebab, menyuguhkan pemahaman moral di sekolah dengan metode yang sangat baik, komitmen di rumah perlu pengawasan orang tua, mengarahkan anaknya dengan pendidikan yang sesuai dengan islam, lebih intens siapa kawannya dan lingkungan, bukan untuk mengekang, tapi untuk mengawasi dengan mengontrol ke arah yang lebih baik.
 

Dengan tingginya kasus amoral di kalangan pelajar, bukti gagalnya pendidikan?
Ya jelas gagal, tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang bermoral dan bermartabat. Apalagi, dengan status keistimewaan dalam bidang agama dan budaya, jelas sama dengan daerah lainnya, Aceh diberikan keistimewaan dalam pendidikan sesuai dengan Islam. Aceh harus punya kurikulum islam, malah tidak memberi semangat keacehan, sudah saatnya Aceh harus memiliki kurikulum secara islami untuk mendukung tujuan dan keistimewaaan bidang studi.
 

Atas sejumlah persoalan, apa saran dan harapan anda?
Untuk menjawab sejumlah persoalan moral, Pemerintah Aceh harus membuat qanun tentang pendidikan Islam, sehingga dengan adanya qanun nantinya akan disusun sebuah kurikulum, sesuai dengan kurikulum sesuai dengan Islam. Selain itu, juga dibentuk Badan pengawasan di setip sekolah. Termasuk mengadakan peningkatan peran guru, juga bagi pelaku pendidikan.
Tentunya, kita mengharapkan peran orang tua juga sangat besar, orang tuanya jangan pernah menginjinkan anaknya untuk pacaran, ketika anaknya direstui pacaran inilah awal sebuah kehancuran. Padahal, pacaran itu sumber awal penyakit sosial, melahirkan prilaku zina dan sejumlah persoalan sosial lainnya. Satu lagi, orang tua wajib mengajarkan anak-anaknya Al Quran. (marmus)