Headlines News :
Home » » Protes di Tanah Suci

Protes di Tanah Suci

Written By MAHA KARYA on Friday, September 28, 2012 | 9/28/2012

Sejak Minggu ini hingga Oktober mendatang, ribuan calon jamaah haji asal Aceh menunaikan ibadah haji. Perjalanan ritual yang sangat mendebarkan sekaligus mengasyikan.

Wisata spiritual yang meninggalkan kesan mendalam. Di sisi lain, melaksankan ibadah haji adalah kewajiban setiap umat Islam dalam urutan kelima. Secara tidak langsung, umat Islam diminta memiliki harta agar bisa berhaji.

Lalu talbiyah pun bergaung berulang-ulang. “Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, la syarikalak”. 

(Saya datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, saya datang memenuhi panggilan-Mu, saya datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, saya datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan segenap kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”

Pelaksanaan ibadah haji sudah rutin setiap tahun. Dengan demikian, tidak ada  lagi alasan bagi panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak siap dengan berbagai kendala. Sebab segala sesuatu sudah tahu yang mesti dikerjakan dan perkiraan kendala yang terjadi. Namun faktanya, setiap musim haji, selalu terjadi dari hal-hal dari sepele hingga masalah besar yang dalam kendali panitia haji atau buka.

Sebut saja, dalam sepekan ini, sudah  dua kali pesawat tidak terbang tepat waktu karena kerusakan teknik seperti pintu pesawat  yang tidak tertutup dan faktor teknik lain. Kita bisa berkelit kalau itu terjadi di luar kendali panitia dan sebagainya  yang menyangkut dengan pesawat terbang. 

Dalam hal ini, jamaah haji atau pemerintah meminta kepada Garuda untuk menyewakan pesawat yang terbaru. Bukan pesawat yang sudah tua yang rentan terjadi kerusakan. Apa jadinya, jika ban pesawat tidak terbuka ketika mau mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah? 

Melayani calon jamaah haji adalah sebuah kehormatan. Menjadi panitia haji adalah pekerjaan panggilan hati. Di sisi lain, calon jamaah haji mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.

Kerja sama antara panitia dengan calon jamaah haji akan memudahkan langkah ke Tanah Suci. Satu hal yang patut diingat, bahwa calon jamaah haji punya hak bertanya atau menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Misalnya, kita membaca keluhan calon jamaah haji Aceh di Banda Aceh yang sulit memperoleh air. Sudah kewajiban PPIH untuk mempersiapkan segala sesuatu agar tidak ada  keluhan yang dipaparkan. 

Sebab, sekitar  5 ribu calon jamaah haji Aceh telah menyetor kewajiban kewajibannya. Karena itu, tidak perlu kita mengklaim kekurangan yang terjadi ini dengan berlindung bahwa ini sedang diuji kesabaran oleh Allah. 

Sudah sering kita mendengar keluhan calon jamaah haji sejak di Aceh, Mekkah dan Madinah yang tidak prima dalam pelayanan. Sudah sering kita dengar masalah makanan yang basi, hotel  yang sulit air dan segudang masalah lain. Untuk itu, tamu Allah itu berhak berbicara apa yang dialaminya. Bahkan protes kepada panitia dari Tanah Air hingga ke Tanah Suci. 

Kita perlu sadar bahwa calon jamaah haji Aceh ada  yang menunggu hingga 12 tahun bisa bersujud di Masjid Haram atau Masjid Nabawi. Antri calon jamaah haji di Aceh sudah mencapai 40 ribu lebih atau nomor 2 di Indonesia setelah Sulawesi Selatan. 

Karena itu, berilah pelayanan terbaik kepada Tamu Allah agar mereka bisa beribadah dengan khusyuk tanpa ada gangguan dari hal-hal kecil hingga besar. Jika tidak puas, maka salurkan ke panitia haji termasuk di Tanah Suci. Allah tidak marah pada protes-protes yang disampaikan oleh hamba-Nya yang memenuhi panggilan-Nya.Murizal Hamzah
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin