B. Aceh Perlu Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Kamis 27/9 kemarin, Pemerintah Kota Banda Aceh mengelar Seminar Internasional Banda Aceh Model Kota Madani di Aula Pemko Banda Aceh yang diikuti sedikitnya ratusan tokoh masyarakat Aceh dari berbagai Dato' Haji Taqiyuddin bin Haji Hasan selaku pembicara utama seminar dari Negeri Kelantan Malaysia, Dirjen PMD kalangan. Turut serta sebagai pembicara, Kementerian Dalam Negeri, ir. Tarmizi A. Karim, M.Sc serta Guru Besar IAIN Jami'ah Ar Raniry Banda Aceh.

Walikota Banda Aceh  Ir. Mawardy Nurdin, M.EngSc dalam sambutannya menyebutkan semoga akan member menyumbangkan ide dan pemikiran yang akan memperkuat pondasi visi dan misi Kota Banda Aceh sebagai Model Kota Madani.

Menurut Mawardy, pada periode pemerintahannya, pihaknya dihadapkan dengan sejumlah permasalahan dasar yang terkait erat dengan pelaksanaan syariat Islam. Aliran sesat, dekadensi moral remaja, Anak Punk, Narkotika dan banyak hal lain, yang menunjukkan jalan kepada kami untuk mengambil sikap dan bertindak mengatasi semua persoalan tersebut. 

"Jauh lebih penting dari itu, Pemerintah Kota Banda Aceh bertanggung jawab untuk meletakkan dasar kehidupan masyarakat yang islami dan meletakkan dasar pemahaman aqidah dan akhlak kepada seluruh generasi muda di kota ini, yang notabenenya sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan estafet pembangunan di masa yang akan datang," sebut Mawardy di hadapan Tuan Guru Dato' Taqiyuddin bin Hasan selaku pembicara utama seminar dari Negeri Kelantan Malaysia.

Pemerintah Kota Banda Aceh, lanjut Mawardy, menyadari hal ini lebih kompleks ketimbang sekadar melakukan pembangunan fisik. Banyak aspek yang terkait erat dengan pelaksanaan syariat Islam secara kaffah. Dan seminar kemarin, dilaksanakan sebagai langkah mencari frame work untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Banda Aceh lima tahun mendatang. 

Mawardy juga menyebut bahwa Banda Aceh merupakan etalase Aceh. Di sini, masyarakat hidup dalam kultur yang majemuk. Di masa lalu, Aceh berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat peradaban. Sejarah telah membuktikan bahwa apa yang kita cita-citakan ini bukan sebuah hal yang mustahil. Bahkan sejarah mengajarkan kepada kita bahwa kebesaran kita sebagai bangsa akan bisa terwujud dengan menegakkan nilai-nilai syariat dalam masyarakat.

Menurut Walikota Banda Aceh, kita perlu mendakwahkan Islam kepada setiap manusia, kepada ahli maksiat agar bertaubat dan kepada orang mu'min agar mantap dan meningkatkan imannya. Kita adalah juru dakwah bagi agama ini dengan menyampaikan berita gembira sekaligus ancaman. Kita perlu beramar ma'ruf nahi munkar. Kita perlu menyingkirkan setiap kemungkaran dan memerintahkan setiap kebaikan agar tidak hilang dari kita.

"Dan tentu saja ini merupakan tantangan, karena warga kita adalah warga yang sangat majemuk dan heterogen. Namun dengan komitmen bersama seluruh masyarakat, instansi pemerintahan, baik secara horizontal maupun vertikal, Banda Aceh akan menjadi daerah yang modern namun berakhlak mulia,"sebut Mawardy. 

Karena itu, Pemerintah Kota Banda Aceh mengharapkan dukungan dan masukan dari para guru besar, akademisi, ulama, umara, unsur pemuda, unsur perempuan dan dari berbagai kalangan lainnya untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Banda Aceh. 

"Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua unsur yang telah mendukung pencapaian visi dan misi dalam rangka menegakkan pemerintahan yang Islami. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua mari satukan langkah untuk mewujudkan Banda Aceh Model Kota madani," sebut mawardy mengakhiri pidato. (Gbo-D)