“Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan anda tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para Malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad)
Istilah sahur identik dengan bulan puasa, karena memang sahur itu artinya makan di penghujung malam untuk persiapan puasa. Ketika ditanya kapan waktu sahur yang tepat? Jawabanya ialah, mulai pertenggahan malam hingga sebelum subuh (imsak).
Sebenarnya, tanpa sahur-pun, sebagian orang mampu dan kuat berpuasa sepanjang hari. Terbukti, banyak orang yang berpuasa sunnah maupun wajib, tetapi jarang sahur. Ternyata mereka kuat menahan makan dan minum hingga magrib tiba. Namun sebaiknya sahur tetap dilakukan karena dalam sahur mengandung hikmah dan keberkahan.
Sahur itu hukumnya sunnah. Berpahala yang melakukan dan tidak berdosa bagi yang meninggalkan. Karena
pentingnya sahur, secara khusus Nabi Saw menjelaskan tentang pentingnya sahur sekaligus pahala dan manfaatnya.
Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menumbuhkan semangat serta meringankan beban yang berat bagi yang berpuasa, meskipun dalam makan sahur juga menyelisihi Ahlul Kitab karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena itu Rasulullah SAW menamainya makan pagi yang diberkahi sebagaimana dalam dua hadits Al Irbadh bin Sariyah dan Abi Darda‘ radhiyallahu ‘anhuma, “Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur.”
Disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum fajar, karena Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit r.a melakukan sahur, ketika selesai makan sahur Nabi SAW bangkit untuk shalat subuh, dan jarak (selang waktu) antara sahur dan masuknya shalat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat dalam Al Quran.(Ir.H. Basri A. Bakar, M.Si)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !