Headlines News :
Home » » Ketika Batu-Batu Pantai Bebas Jadi Saksi

Ketika Batu-Batu Pantai Bebas Jadi Saksi

Written By MAHA KARYA on Monday, April 23, 2012 | 4/23/2012

RABU 11/4, menjelang Ashar, batu-batu yang tersusun di pinggir pantai Ulee Lheue, Alue Naga, mungkin juga di tempat-tempat lain sudah bersiap-siap menerima beban dosa anak manusia yang berpacaran di atasnya. Setiap sore sang batu menjadi saksi, betapa sebagian penduduk kota ini melanggar qanun Syariat Islam. Islam mengharamkan muda-mudi berkhalwat atau berdua-duan saling cumbu rayu di balik-balik batu.

Tiba-tiba bumi Aceh bergoncang, gempa kuat. “Alhamdulillah!, kata batu-batu alam yang dulu dari gunung, lalu setelah tsunami, 2004, diangkut manusia untuk rekonstruksi pantai menahan dan memecahkan gelombang. Ucapan “Alhamdulllah” dari batu-batu karena sore Rabu itu pelaku-pelaku dosa tidak datang berpacaran di atasnya, justru manusia lari ke daratan karena takut datang tsunami. Hari Rabu itu batu-batu itu tidak menjadi saksi, sebab pantai bebas dari manusia yang berkhalwat di atasnya.

Saat gempa terjadi sepasang remaja yang sudah tiba di lokasi batu-batu itu, segera melarikan diri, tetapi sayang, gadis pasangannya tertinggal karena saat itu berada di kios. Rupanya cinta dan setia itu hanya sekadar saja. Jika Allah SWT mencoba dengan bencana seperti gempa, manusia nafsi-nafsi. Si gadis terpaksa melarikan diri dengan kaki bersama orang-orang lain. Oh betapa lelah dan nafas terengah-engah.

Gempa yang terjadi Rabu kemarin adalah peringatan Allah kepada kita. Jadilah ia sebagai muhasabatul nafsi (intropeksi diri). Kembalilah kepada syariat Islam yang mulia.Stop pacaran muda-mudi di tepi pantai. Pacaran itu budaya impor dari luar Islam. Allah dan rasul-Nya mengharamkan pergaulan bebas. Dosa-dosa lainpun harus kita tinggalkan, misalnya korupsi, judi, zina, naroba dan sebagainya. Tingkatkan dakwah Islamiyah, cegah kemungkaran. Insya Allah gempa akan dipindahkan Allah ke negeri-negeri lain yang penduduknya gemar melakukan dosa.

Perintah Aceh (Eksikutif, Legislatif, Yudikatif) dan ulama berkewajiban menjaga Syariat Islam di Aceh. Mengapa tidak ada yang bertafakkur. Bukankah akhlak bangsa yang mulia ini telah dihancurkan oleh tontonan yang merusak lewat media informasi yang tak terkendali. Film-film laga, horor, hedonisme, khurafat, bumbu seksual, erotisme dan sejenisnya? Setan yang menggoda manusia hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, beberapa tahun saja, akhlak bangsa ini menukik tajam ke titik nadir. Menurut saya, obat yang paling ampuh untuk “menyembuhkan” akhlak dan menolak azab adalah dengan melaksanakan Syariah Islam secara Kaffah.Ameer Hamzah
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin