Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengimbau Pemerintah Provinsi Aceh untuk merencanakan alternatif gedung evakuasi atau selter di beberapa tempat. "Dari gempa Rabu (11/4) yang berpusat di pantai barat Sumatera, ternyata jalan evakuasi praktik tidak dapat dimanfaatkan seperti yang telah disimulasikan," katanya di Banda Aceh, Jumat.
Dalam kunjungannya ke "Tsunami and Disaster Mitigation Research Center" (TDMRC) Unsyiah, ia menyatakan evakuasi menuju ke daratan yang lebih tinggi menempuh jarak yang cukup jauh, sehingga menimbulkan kepanikan lalu lintas hingga korban kecelakaan.
Kunjungan Kepala BNPB tersebut didampingi oleh Divisi Advokasi Pendidikan dan Pelatihan Mukhlis A Hamid bersama beberapa tim peneliti TDMRC Unsyiah. Menurut dia, rumah toko, masjid, sekolah, dan bangunan bertingkat bisa menjadi alternatif selter asalkan dihitung kembali kepadatan penduduk pada saat siang dan malam hari.
Kepala BNPB juga berkesempatan meninjau dokumen data kebencanaan, peta risiko bencana Aceh, pembelajaran untuk sekolah, dan model rumah riset tahan gempa yang dihasilkan TDMRC Unsyiah.
Syamsul Maarif juga menyatakan jalur evakuasi tsunami di wilayah Aceh perlu ditambah untuk mengurangi kemacetan kendaraan saat bencana itu terjadi. "Jalur evakuasi tsunami berupa jalan-jalan yang dilalui itu belum mampu menampung orang dalam jumlah banyak," katanya.
Saat gempa berkekuatan 8,5 skala Richter terjadi di Aceh pada 11 April 2012, terjadi kepanikan dan jalur-jalur evekuasi terlihat macet oleh arus kendaraan dan masyarakat, seperti di Kota Banda Aceh. "Kemacetan arus kendaraan bermotor di jalur evakuasi tsunami itu perlu mendapat perhatian semua pihak untuk mengantisipasi di masa mendatang," katanya.(Ant)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !