Gempa bumi yang besar kembali menghentak Aceh. BMKG mencatat 8,5 Skala Richter yang besarnya mendekati gempa-tsunami Aceh, 26 Desember 2004 yaitu 8,9 SR. Terjadinya gempa pada pukul 15.40 Wib. Gempa berpusat 346 km arah barat daya kota Sinabang dengan kedalaman 20 km di bawah laut. Guncangan gempa juta dirasakan sejumlah kota lainnya di Pulau Sumatera. Tercatat setidaknya puluhan kali terjadi gempa susulan, namun tidak semua dapat dirasakan warga.Beberapa menit gempa pertama terjadi, azan tanda masuk waktu shalat Ashar pun berkumandang.
Berguru dengan gempa-tsunami tahun 2004 yang memakan korban sangat banyak, masyarakat yang bertempat tinggal dekat bibir pantai serentak bergegas menuju dataran tinggi. Di Banda Aceh, kemacetan terjadi di setiap perempatan jalan seperti Lampenerut-batoh, Simpang Surabaya, Sp Jambo Tape, simpang T. Nyak Makam-T Iskandar dan lain-lain. Beruntung kemacetan dapat terurai dengan turunnya anggota kepolisian maupun relawan dadakan yang membuka dan menutup jurusan tertentu. Di kawasan Simpang Surabaya akses lalu lintas kendaraan diprioritaskan menuju ke arah Lambaro atau ke Lampeneurut.
Masjid Raya
Di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, ribuan pengungsi sempat membanjiri halaman maupun ruang dalam masjid. Bahkan adanya isu membuat panik masyarakat yang berada dalam masjid berusaha mencari jalan menuju menara. Puluhan sandal-sepatu terlihat berceceran di bawah mihrab.
Beberapa kali masyarakat berlarian dengan adanya isu tsunami terjadi. Seorang ustad TPQ Plus Baiturrahman, Irwan Haries melalui pengeras suara mega phone berulang kali menenangkan masyarakat yang panik setelah memantau keadaan yang terus dipantau dan disampaikan via radio HT sejumlah relawan yang bertugas di sekitar masjid raya.
Kepanikan bertambah adanya isu tsunami, listrik padam dan sulitnya komunikasi melalui ponsel untuk mengetahui keberadaan anggota keluarga lainnya.
Bertahan
Masyarakat yang mencari daerah aman dari perkiraan air pasang tsunami memilih bertahan berjam-jam. Terlebih adanya imbauan gempa berpotensi tsunami dan kemudian dinyatakan aman oleh pihak berwenang pada pukul 11.00 Wib.
Bahkan ratusan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar yang bertempat tinggal dekat pantai lebih memilih menginap di tempat sanak saudara yang dianggap aman dari gelombang tsunami bila terjadi. Baru pada pukul 20.00 wib sejumlah warga secara berangsur kembali ke rumah masing-masing. Pengamatan Gema, banyak masyarakat yang memilih menginap di tempat keluarga pada kawasan aman, Kamis (12/4) terlihat menuju pesisir pantai. son
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !