Puasa ramadhan sebenarnya adalah momentum perubahan prilaku. Dengan target mencapai ketaqwaan, maka seorang muslim yang puasa ramadhan diharapkan menjadi muslim yang lebih baik, taat terhadap syariat Islam. Ia meninggalkan segara keburukan, larangan dan prilaku tak terpuji lainnya.
Lingkungan yang tercipta selama puasa ramadhan pun diyakini memudahkan seorang muslim melakukan berbagai kebaikan. Memotivasinya untuk meninggalkan sikap dan sifat yang dilarang agama. Hampir secara otomatis ketika ramadhan tiba, masyarakat terkondisi dalam kehidupan yang lebih islami.
Salah satu faktor pendukung terciptanya iklim islami: media. Sebagian besar konten media selama ramadhan menyampaikan pesan-pesan islami dalam berbagai bentuk. Media telah memandu masyarakat dalam beropini dan berprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Justru yang mengherankan kita kali ini, sedikit sekali pengaruh puasa ramadhan terhadap prilaku politik. Seakan hampir tak ada korelasi antara puasa dengan kampanye pilpres yang sedang berlangsung. Masih banyak kita temui kampanye hitam, misalnya. Saling gosip, saling membusukkan dan saling fitnah masih saja terjadi seperti belum ramadhan tiba.
Bisa jadi, fenomena ini terjadi karena hanya dua pasangan capres dan cawapres yang maju dalam pemilihan nanti. Akibatnya, kedua kubu tim sukses mengeluarkan seluruh enerji untuk mengalahkan lawan dan memastikan jadi pemenang. Seakan nilai-nilai kebaikan bisa dilanggar seluruhnya dan menafikan spirit: "kita sedang berpuasa".
Dalam pandangan politik Islam, pilpres tak boleh bebas nilai. Segala bentuk persiapan, kepanitiaan, kampanye dan penentuan pilihan dalam pilpres harus berlangsung dalam kerangka etika politik Islam. Sebab, politik bukan segalanya, tapi yang segalanya adalah komitmen dan pemenangan terhadap Islam itu sendiri.
Komitmen seorang pemilih muslim adalah memenangkan pilpres dengan jaminan Islam akan lebih berkembang lagi di negeri ini. Hasil pilpres harus dapat memperlemah kekuatan musuh-musuh Islam menghalangi tegaknya syariat Islam secara nasional. Presiden dan wakil yang terpilih mampu membatasi propaganda asing seakan Islam produsen terorisme.
Untuk itu kita berharap, kampanye pilpres tak menghapus sebagian pahala puasa kita. Kita juga mengharapkan petunjuk Allah SWT supaya kita mampu menentukan pilihan 9 Juli nanti, pilihan yang dapat kita pertanggungjawabkan di yaumil akhir.Sayed Muhammad Husen
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !