Prof Dr Farid Wajdi, MA, Rektor UIN Ar- Raniry
Berbuka puasa bersama (buber) merupakan tradisi atau budaya mulia masyarakat Aceh yang biasa dilaksanakan di meunasah-meunasah maupun di masjid-masjid, terutama di kampung-kampung. Namun untuk kota, selain di masjid-masjid, tradisi buka puasa bersama ini juga dilangsungkan di tempat-tempat lainnya, seperti di café, warung atau restoran. Berikut petikan wawancara Gema Baiturrahman dengan Prof Dr Farid Wajdi, MA, Rektor UIN Ar- Raniry - Banda Aceh.
Berbuka puasa bersama (buber) merupakan tradisi atau budaya mulia masyarakat Aceh yang biasa dilaksanakan di meunasah-meunasah maupun di masjid-masjid, terutama di kampung-kampung. Namun untuk kota, selain di masjid-masjid, tradisi buka puasa bersama ini juga dilangsungkan di tempat-tempat lainnya, seperti di café, warung atau restoran. Berikut petikan wawancara Gema Baiturrahman dengan Prof Dr Farid Wajdi, MA, Rektor UIN Ar- Raniry - Banda Aceh.
Apa pandangan anda tentang buka puasa bersama?
Kalau zaman dahulu buka puasa bersama itu dinamakan kenduri dengan mengundang para sanak-saudara, tamu, dan sebagainya. Kebiasaan itu sudah mendarah daging di kampung-kampung seperti kenduri pada bulan ramadhan dan ada dirumah-rumah. Kemudian berikutnya berkembang dikantor-kantor atau lembanga-lembanga dan diciptakanlah suasana buka puasa bersama lembaga dan itu terus berkembang sampai sekarang. Sekarang kalau kita dilihat di Aceh kebiasaan ini masih berkembang di desa-desa, kemudian dari rumah kerumah dan ada juga di lembanga-lembaga.
Bagaimana suasana terkininya?
Yang terakhir sekarang ini, budaya buka puasa bersama ini sudah merembes kepada orang-orang lain yang tidak bersifat pribadi tetapi juga bersifat teman-teman. Misalnya alumni A atau sekarang teman-teman satu kuliah atau teman-teman dari organisasi pemuda atau teman-teman dari organisasi masyarakat. Buka puasa bersama ini sekarang sudah sangat membudaya di Aceh.
Kalau zaman dahulu buka puasa bersama itu dinamakan kenduri dengan mengundang para sanak-saudara, tamu, dan sebagainya. Kebiasaan itu sudah mendarah daging di kampung-kampung seperti kenduri pada bulan ramadhan dan ada dirumah-rumah. Kemudian berikutnya berkembang dikantor-kantor atau lembanga-lembanga dan diciptakanlah suasana buka puasa bersama lembaga dan itu terus berkembang sampai sekarang. Sekarang kalau kita dilihat di Aceh kebiasaan ini masih berkembang di desa-desa, kemudian dari rumah kerumah dan ada juga di lembanga-lembaga.
Bagaimana suasana terkininya?
Yang terakhir sekarang ini, budaya buka puasa bersama ini sudah merembes kepada orang-orang lain yang tidak bersifat pribadi tetapi juga bersifat teman-teman. Misalnya alumni A atau sekarang teman-teman satu kuliah atau teman-teman dari organisasi pemuda atau teman-teman dari organisasi masyarakat. Buka puasa bersama ini sekarang sudah sangat membudaya di Aceh.
Jadi ini memang semakin hari semakin berkembang, kalau dulu acara buka puasa bersama biasanya setelah sepuluh ramadhan awal, sekarang mulai awal ramadhan sampai akhir ramadhan. Kita melihat pada warung-warung atau café-café sudah penuh dipesan tempat untuk acara buka puasa bersama. Jadi malah sekarang ada juga kelompok buat acara di mesjid, di rumah teman dan tempat lainnya. Jadi ini sudah satu kebudayaan bagus, kebiasaan bagus itu semua adalah hal yang sangat positif.
Apa hikmah yang bisa diambil dari buka puasa bersama itu?
Hikmah yang bisa kita ambil dari buka puasa bersama itu nilai kebersamaan, seperti pengumpulan dananya bersama-sama, kecuali di lembaga-lembaga, biasanya pimpinan yang mencari dana, tapi umumnya sekarang di samping buka puasa bersama juga diselingi oleh ceramah jelang berpuasa, kemudian ada juga santuan anak yatim dan lainnya.Kegiatan itu bisa terlaksana juga karena adanya rasa persaudaraan. Memang kebanyakan persaudaraan sudah ada sebelumnya, tapi dengan kengiatan ini semakin kokoh lagi tali silaturrahmi, tanpa persaudaraan dia tidak mungkin melakukan itu.
Pesan anda?
Pesan saya yang melakukan kengiatan buka puasa itu juga lebih banyak melakukan kengiatan-kegiantan sosial seperti menyantuni anak yatim. Jadi kengiatan itu jangan cukup hanya dengan buka puasa bersama, tetapi harus dibarengi dengan kengiatan sosial, agar nilai pahala bertambah. Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukannya ke surga, kecuali bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.”indra
Apa hikmah yang bisa diambil dari buka puasa bersama itu?
Hikmah yang bisa kita ambil dari buka puasa bersama itu nilai kebersamaan, seperti pengumpulan dananya bersama-sama, kecuali di lembaga-lembaga, biasanya pimpinan yang mencari dana, tapi umumnya sekarang di samping buka puasa bersama juga diselingi oleh ceramah jelang berpuasa, kemudian ada juga santuan anak yatim dan lainnya.Kegiatan itu bisa terlaksana juga karena adanya rasa persaudaraan. Memang kebanyakan persaudaraan sudah ada sebelumnya, tapi dengan kengiatan ini semakin kokoh lagi tali silaturrahmi, tanpa persaudaraan dia tidak mungkin melakukan itu.
Pesan anda?
Pesan saya yang melakukan kengiatan buka puasa itu juga lebih banyak melakukan kengiatan-kegiantan sosial seperti menyantuni anak yatim. Jadi kengiatan itu jangan cukup hanya dengan buka puasa bersama, tetapi harus dibarengi dengan kengiatan sosial, agar nilai pahala bertambah. Sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya, “Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan muslimin, dan memberinya makan dan minum, Allah akan memasukannya ke surga, kecuali bila ia berbuat dosa besar yang tidak terampuni.”indra
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !