Headlines News :
Home » » Awas TV Mu !

Awas TV Mu !

Written By MAHA KARYA on Monday, November 25, 2013 | 11/25/2013

Bagaimanakah kita memandang media? Apakah itu radio, televisi, koran, majalah, internet dan lain-lain? Tidak terlalu berlebihan bila media itu seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, media itu bisa menjadi wadah positif bagi manusia yang mengantar ke gerbang surga. Pada dimensi lain, media itu tidak lain monster yang menakutkan yang harus dibabat habis dan siap mengiring warga ke hotel prodeo hingga ke pintu neraka.

Simak saja, kotak empat persegi panjang telah mengepung rumah bahkan kamar setiap keluarga. Untuk menyaksikan Shalat Taraweh berjamaah di Baitullah, silakan tekan remote kontrol pada jalur tertentu. Penonton merasa syahdu mendengar bacaan qari-qari internasional di Mekkah.

Pada sudut lain, siapa yang bisa memastikan, dari layar monitor komputer, remaja muslim bisa menyaksikan adegan 17 tahun ke atas tanpa perlu bersusah payah melalui jalur internet atau media lain. Sebaliknya orang tua berpikir, sang anak sedang belajar. Ternyata belajar yang belum waktunya. Dalam posisi tersebut, bagaimana peran masyarakat mengambil posisi?

Diakui atau tidak, terutama kehadiran kotak ajaib (televise) sangat mempengaruhi penonton. Daya ingat atau pengaruh dari televise lebih ampuh daripada media radio atau cetak. Misalnya, ketika televisi memperlihatakn air tsunami 26 Desember 2004 membasahi Kota Banda Aceh dari yang kering hingga kemudia berlumpur, maka dampak penayangan ini sangat mujarab mendatangkan solidaritas sebab penonton dibuat tak berkutik dengan tayangan yang dramatis itu. Di sisi lain, pembunuhan yang berdarah-darah yang tidak terlewat dari sensor bisa mempengaruhi penonton.

Demikian juga pengaruh koran, majalah atau radio yang memaksa pembaca untuk berfantasi bagaimana kriminal itu terjadi. Pada intinya, serbuan media sudah duduk manis di bilik masing-masing. Apakah yang bisa kita dilakukan? Menghancurkan televisi, membakar koran,  atau menutup warung internet?

Seiring adzan Shubuh bergema, koran pagi pun menyapa warga. Membaca koran menjadi rutinitas yang tidak lengkap tanpa meneguk kopi atau ketika menonton televisi. Media itu tidak bisa dibendung. Serbuan mereka seperti air bah tsunami yang bisa menyapu siapa saja. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki komitmen yang bisa menghalau arus deras infomasi dari positif hingga negatif.

Kita sepakat, jika media menjadi dakwah adalah harapan seluruh warga. Namun bagaimana jika media jadi corong yang menjerumuskan pembaca, penonton ke lubang nista? Bukan barang baru, pemuda dan pemudi melakukan mungkar karena menonton di televisi atau internet. Langkah apa yang harus dilakukan?

Ada ragam juru yang bisa diterapkan agar media menjadi wadah syiar. Pertama oleh individu masing-masing yang diawali dari kepala keluarga. Misalnya, televisi itu benda mati yang baru bernyawa ketika dihubungkan ke arus listrik. Televisi tidak bisa mengajari penonton selama televisi itu off. Manusialah yang mengendalikan teleivi, radio, telepon seluler, komputer dan lain-lain. Bukan sebaliknya hidup diperbudak oleh media elektronik.

Berkaitan dengan peran atau tuduhan media yang menampilkan tayangan yang tidak bermoral, kita layak bersyukur atas kiprah Muhammadiyah yang menayangkan TVMu yang diluncurkan bertepatan dengan  miladnya Ke 101 pada Senin ( 18/11) lalu.  

"Diharapkan ini bisa menjadi sarana dakwah dan pencerahan Muhamadiyah," ujar ketua Muhammadiyah, Din Syamsudin, dalam acara peresmian TVMu, Senin (18/11), di Pusat Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.

TVMu mengambil tema cerdas dan mencerahkan, untuk mengajak bangsa menjadi bangsa yang cerdas, untuk mencerahkan kehidupan bangsa, agar kehidupan bangsa diliputi nilai-nilai kebaikan.

Kehadiran media yang bernapas Syariat Islam sebagai jawaban atas maraknya televisi yang tidak sejalan dengan Islam. Mari kita dukung media yang mengusung syiar dengan mengabarkan kabar baik ini. Murizal Hamzah
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin