Headlines News :
Home » » Menjemput Cahaya Madinah

Menjemput Cahaya Madinah

Written By MAHA KARYA on Friday, October 18, 2013 | 10/18/2013

MADINATUL MUNAWWARAH (Kota Yang Memancarkan Cahaya). Itulah nama yang paling popular untuk kota hijrah Nabi SAW. Nama-nama lain untuk Madinah adalah Thabah, Thaiyyibah, Darul hadis, Qalbul iman,  Ashimah Al-Islam,  An-Najiah, Ardhulllah, Darul Abrar, Darul  Hijrah, dan masih banyak lagi.
Sebelum ditukar nama oleh Nabi, kota ini bernama Yasrib.
 
Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam kitabnya “ Tarikhul Madinatul Munawwarah” menjelaskan; yang dimaksud dengan “munawwarah”  adalah yang memancarkan cahaya, yakni cahaya iman dan Islam. Dari Madinah Nabi mendakwahkan Islam selama 10 tahun lebih, turun wahyu dan lahirnya hadis, dan di Madinah juga Nabi wafat dan dikuburkan.
 
Madinah kota yang sangat dicintai oleh Nabi, disucikan menjadi Tanah Haram yang kedua setelah Mekkah. Orang-orang kafir tidak boleh masuk dalam wilayah yang telah disucikan itu. Dajjal juga tidak bisa masuk ke Mekkah dan Madinah. Shalat di masjid Nabawi  pahalanya seribu kali lipat, jika dibandingkan dengan shalat di masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Shalat di Masjid Quba’ (juga wilyah Madinah) pahalanya seperti pahala Umrah. Jamaah haji juga danjurkan untuk shalat Arbain (40 waktu) shalat wajib. Cahaya sangat benderang di Madinah, mengerwah seluruh alam. Jangan engkau kembali ke tanah airmu wahai tamu Allah  sebelum engkau menjemput cahaya suci. Cahaya itu adalah iman yang dapat menyinari hati, cahaya itu adalah Islam yang dapat menyelamatkan ketauhidan, cahaya itu adalah Alquran dan sunnah yang dapat menyinari rumah-rumahmu di tanah air. Cahaya Madinah dapat merntuhkan dosa, seperti debu yang dibersihkan oleh hujan.
 
Seharusnya setiap Jamaah Haji Indonesia, termasuk Aceh wajib menjemput seberkas Cahaya Madinah untuk menerangi dirinya dan keluarganya di tanah air. Kalau perlu jemputlah berjuta-juta berkas untuk kita sinari Indonesia dari Aceh  sampai Papua. Bukankah negeri kita ini semakin temaram, mendung kelam suram? Cahaya Madinah semakin pudar akibat dating cahaya dari arah benua yang lain.
 
Ketika cahaya Madinah memudar berbagai  kejanggalan terjadi. Bukankah di negeri ini pagar- pagar sudah makan tanaman (kasus hakim menerima suap)., perempuan-perempuan Islam suka bertabarruj (membuka aurat di televisi), bukankah untuk meraih kursi kekuasaan orang lupa kepada ayat kursi? Bukankah syariat Islam hanya bermain di ranah pinggiran? Semua itu bisa kita senter dengan “Cahaya Madinah” yang sangat kuat dan kontras. Hanya dengan cahaya Madinah penyakit-penyakit iman akan musnah sendiri. H. Ameer Hamzah
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin