Tgk Faisal Mahdi
Pjs Geusyik Kayee Jatoe
Kec. Banda Raya Banda Aceh.
Pengantar :
Dalam mencari pemimpin, al-Qur’an (Al-Maidah [5]: 55-56) dengan tegas menyatakan, “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Berikut petikan wawancara Gema Baiturrahman dengan Tgk Faisal Mahdi, Pjs Geusyik Gampong Kaye Jatoe, Banda Raya Banda Aceh.
Apa pendapat anda tentang seorang pemimpin yang shalat berjama’ah dengan bawahannya?
Saya melihat seorang pemimpin bukanlah seorang yang wajib dimuliakan, namun pemimpin adalah seseorang yang wajib memuliakan. Pemimpin bukan seorang yang mencari hidup di kehidupan rakyat, namun sebagai seorang yang memberikan hidupnya untuk rakyat. Pemimpin tidak selalu berdiri didepan untuk menjadi panutan perjalanan rakyat, namun terkadang harus berada dibarisan belakang untuk mengayomi dan memastikan rakyatnya tidak ada yang tertinggal.
Apa korelasinya dengan Shalat Jama’ah?
Menurut saya, pemimpin yang baik ibarat imam pada shalat berjamaah. Jadi, memilih pemimpin yang baik sama halnya ketika memilih imam shalat berjamaah. Dalam berjama’ah seorang imam shalat haruslah orang yang ilmunya paling tinggi.
Ya, ibarat memilih imam shalat juga, ketika memilih pemimpin yang baik diharapkan memilih seorang yang paling tinggi ilmunya dibandingkan yang lainnya. Hal tersebut dalam pandangan saya, dikarenakan seorang pemimpin diharuskan cerdas mencari jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi. Selain itu agar tidak ada pembodohan dari berbagai pihak yang menginginkan jatuhnya kekuasaan.
Selanjutnya?
Seorang imam shalat berada dibarisan paling depan. Artinya, seorang pemimpin yang mengaca pada imam shalat akan siap menyerahkan segala hidupnya untuk membela kepentingan rakyatnya. Pemimpin tersebut akan berada pada garis depan perjuangan demi segala kebaikan rakyatnya.
Selain itu, seorang imam shalat siap diingatkan makmum ketika salah gerakan ataupun bacaannya. Begitu juga seharusnya pemimpin yang baik. Tidak marah ketika diingatkan untuk kebaikan. Besar hati menerima masukan serta pendapat dari berbagai pihak demi kebaikan kepemimpinannya. Ibarat makmum pada shalat berjamaah, sudah kewajiban rakyat untuk mengingatkan ketika pemimpinnya salah. Bahkan, seorang imam shalat siap digantikan jika terdapat hal yang mengharuskan untuk membatalkan shalat.
Maraknya pejabat kita tersandung kasus hukum dan asusila, apakah berkaitan karena tidak shalat dan berjama’ah?
Ya, bagi kita ummat Islam dan Ummat Muhammad Saw, Jika anda mau pilih seorang pemimpin yang baik, coba dipantau apakah shalat Shubuh apa tidak? Kalau si calon melaksanakan shalat Shubuh di masjid, baru dilihat dan dinilai yang lain-lainnya. Mengapa demikian? Mukmin dan munafik indikasinya bisa dilihat dari sini. Sebab. orang-orang munafik sangatlah berat jika dia melaksanakan shalat Shubuh, di masjid pula.
Sebaliknya, orang-orang Mukmin, akan terasa nikmat dan ringan melaksanakannya di masjid-masjid secara berjamaah. Intinya, Para pemimpin yang memakmurkan masjid-masjid Allah, insya Allah mereka akan menjadi tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya. Ketauladanan akan membuahkan simpati dan partisipasi masyarakat. marmus
http://radiobaiturrahman.listen2myradio.com/
ReplyDeleteatau
http://83.142.230.127:12675/listen.pls