
(Redaksi Gema Baiturrahman)
Satu bulan terakhir, kalangan kampus geger dengan mengalirnya ajaran sesat. Paling kurang puluhan calon intelektual kampus di Darussalam Banda Aceh diklaim telah memeluk aliran sesat. Tentu saja, warga terutama orangtua mahasiswa sangat resah. Tak ada jalan lain, ulama yang sering jadi jurus pemadam kebakaran dalam masalah diminta pendapat. Hasilnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Teungku Muslim Ibrahim mengatakan, dari indikasi-indikasi yang ditemukan, generasi muda Aceh tersebut sudah masuk dalam kategori ajaran sesat.
Muslim menyatakan, kriteria aliran sesat sudah dikeluarkan pada Desember 2007 seperti menafsirkan al-Quran tidak menurut kaidah, mengatakan semua agama itu sama, mengatakan Nabi Isa anak Allah, mewajibkan shalat sekali dan dilakukan pada tengah malam dengan ditemani cahaya lilin, penyebutan Allah dengan Tuhan Yesus dan lain-lain.
Aliran sesat seperti di Kampus Darussalam bukanlah kejadian pertama yang terungkap. Hampir setiap masa, fenomena aliran sesat selalu mencuat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena umat mengalami kekeringan siraman rohani dari teungku-teungku yang dikenal selama ini. Sering terjadi, penyebar aliran sesat itu adalah para pendatang atau orang alim yang tidak dikenal serta masyarakat terkesima dengan penampilan ceramah yang disampaikan. Jadi salah satu kunci mematahkan aliran sesat ini yakni masyarakat berguru pada teungku-teungku yang sudah dikenal tidak aneh-aneh. Di sisi lain, para teungku mesti aktif ke penduduk atau komunitas yang dirasakan perlu pendekatan spiritual.
Kita sadar, jalan kekerasan dengan mengusir teman-teman yang sudah terlibat jauh dalam ajaran sesat bukanlah solusi yang bijak. Mari kita ajak dialog agar mereka bisa kembali mengucapkan dua kalimat Syahadat sehingga kembali menjadi muslim atau muslimah. Rangkul mereka agar semua akar-akar masyarakat tergoda masuk aliran sesat ini bisa terbongkar semua. Sekali lagi, kunci menghalau ajaran sesat pada diskusi atau dialog sehingga bisa dinilai ajaran ini bertentangan dengan Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Harap maklum selama ini warga yang dituduh terjerat dalam ajaran sesat hanya berdasarkan dari mulut ke mulut. Malahan saya menemukan nama dan asal fakultas di Darussalam di dunia maya. Padahal Islam sangat mengutamakan cek dan ricek sebelum menyebarluaskan sesuatu berita atau informasi agar tidak terjebak dalam lingkaran fitnah. Jadi yang dituduh itu perlu bicara terbuka dan diteliti apakah mereka melakukan sebagaimana yang diklaim selama ini? Jika ini bohong, maka kita sudah rajin mempromosikan fitnah. Siapa pun tahu, fitnah itu menghabiskan bara kebaikan tukang fitnah.
Langkah-langkah islami berbingkai damai dan kesejukan mesti dijalankan. Tidak ada yang berteriak bunuh atau usir dari tempat tinggal selama ini. Jika salah, binalah, bukan binasakan. Beribadah karena kesadaran bukan karena ketakutan pada pentungan petugas
Akhirulkalam, mari kita simak hadits dari HR. Bukhari & Muslim yakni Nabi Muhammad SAW bersabda “Kiamat tidak terjadi sehingga ada dua kelompok besar bertikai yang memakan korban besar, seruan keduanya satu, dan sehingga muncul para Dajjal pembual besar mendekati 30, semuanya mengaku sebagai rasul Allah dan sehingga ilmu diangkat, gempa terjadi dalam jumlah besar, zaman menjadi dekat, fitnah besar muncul dan pembunuhan merajalela, …..”
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !