
Pertama, pada saat tubuh dalam keadaan sehat dan prima dan rasa berat bersadaqah.Shadaqah yang di berikan saat tubuh kuat dan sehat akan bernilai tinggi di sisi Allah SWT. sebab saat tubuh masih sehat terasa sangat butuh kepada harta yang hanyak, terasa masih banyak yang perlu dimilikinya, perlu makan yang enak-nak, perlu membangun ini dan itu dan sebagainya. Orang yang seperti ini relatif sangat berat untuk bersadaqah.
Kedua, di saat takut jatuh miskin dan berangan-angan menjadi orang kaya. Apabila seseorang ingin mengeluarkan hartanya di jalan Allah yang pertama-tama dirasakannya adalah hartanya telah berkurang. Yang terbayang adalah kalau saya tidak bersadaqah tentu harta saya sudah menjadi banyak, depositonya sudah menjadi sekian atau sudah dapat membeli anu dan anu dan akan menjadi hartawan dan sebagainya. Orang yang semacam ini juga relatif berat mengeluarkan sadaqah.
Akan jauh berbeda halnya bila orang telah menderita sakit apalagi sakit berat rasa-rasaya tidak perlu lagi kepada harta. Harta yang dimilikinya tidak dapat menjanjikan lagi bagi dirinya. Jadi memberikan sadaqah dalam kondisi tubuh masih segar bugar dan sebagainya akan sangat berbeda nilainya dibandingkan dengan orang yang bersadaqah pada saat sakit makit apalagi bila telah meninggal dunia. Orang yang telah meninggal dunia maka hartanya beralih kepada orang lain sebagai harta warisan dan tidak lagi menjadi miliknya. Dari itu bersadaqah setelah meninggal dunia tak ubahnya seperti orang yang memberikan makanan kepada orang lain setelah ia kenyang terlebih dahulu.
Oleh karena itu mari kita memperbanyak sadaqah pada saat kondisi kita masih kuat, masih sayang kepada harta serta perlu kaya dan takut miskin. Bersadaqah pada saat tubuh masih tegap dan kuat adalah pertanda ketinggian ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT sehingga dialah sendiri yang meniatkan sadaqah dan dia sendiri pula yang merealisasikannnya buka orang lain. Allahu Waliyyuttaufiq
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !