Headlines News :
Home » , , , » Shadaqah yang Paling Utama

Shadaqah yang Paling Utama

Written By MAHA KARYA on Wednesday, February 23, 2011 | 2/23/2011

Hadist Oleh :: Drs. H. Ramly Yusuf, MA ::

Hadits yang berasal dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah bersabda : "Engkau bersadaqah sewaktu engkau masih segar bugar, saat merasa berat untuk bersadaqah, saat engkau takut miskin dan engkau masih berangan-angan menjadi kaya raya. Jangan tunda sebelum nyawa sampai ke kerongkonganmu Engkau katakan: Untuk si anu sekian. Untuk si anu sekian dan memang itu sudah menjadi hak milik orang lain." (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh seorang sahabat kepada Rasulullah SAW. Ayyushshadaqah a’dhamu ajran ya Rasulallah? ( Wahai Rasulullah Shadaqah yang bagaimana yang paling banyak pahalanya). Shahabat tersebut sangat gemar bersadaqah namun dia ingin sadaqah yang diberikan itu akan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah. Memang sadaqah yang diberikan semuanya akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Akan tetapi ada shadaqah yang pahalanya lebih besar namun sangat tergantung kepada situasi dan kondisi orang yang bersadaqah.

Pertama, pada saat tubuh dalam keadaan sehat dan prima dan rasa berat bersadaqah.Shadaqah yang di berikan saat tubuh kuat dan sehat akan bernilai tinggi di sisi Allah SWT. sebab saat tubuh masih sehat terasa sangat butuh kepada harta yang hanyak, terasa masih banyak yang perlu dimilikinya, perlu makan yang enak-nak, perlu membangun ini dan itu dan sebagainya. Orang yang seperti ini relatif sangat berat untuk bersadaqah.

Kedua, di saat takut jatuh miskin dan berangan-angan menjadi orang kaya. Apabila seseorang ingin mengeluarkan hartanya di jalan Allah yang pertama-tama dirasakannya adalah hartanya telah berkurang. Yang terbayang adalah kalau saya tidak bersadaqah tentu harta saya sudah menjadi banyak, depositonya sudah menjadi sekian atau sudah dapat membeli anu dan anu dan akan menjadi hartawan dan sebagainya. Orang yang semacam ini juga relatif berat mengeluarkan sadaqah.

Akan jauh berbeda halnya bila orang telah menderita sakit apalagi sakit berat rasa-rasaya tidak perlu lagi kepada harta. Harta yang dimilikinya tidak dapat menjanjikan lagi bagi dirinya. Jadi memberikan sadaqah dalam kondisi tubuh masih segar bugar dan sebagainya akan sangat berbeda nilainya dibandingkan dengan orang yang bersadaqah pada saat sakit makit apalagi bila telah meninggal dunia. Orang yang telah meninggal dunia maka hartanya beralih kepada orang lain sebagai harta warisan dan tidak lagi menjadi miliknya. Dari itu bersadaqah setelah meninggal dunia tak ubahnya seperti orang yang memberikan makanan kepada orang lain setelah ia kenyang terlebih dahulu.

Oleh karena itu mari kita memperbanyak sadaqah pada saat kondisi kita masih kuat, masih sayang kepada harta serta perlu kaya dan takut miskin. Bersadaqah pada saat tubuh masih tegap dan kuat adalah pertanda ketinggian ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT sehingga dialah sendiri yang meniatkan sadaqah dan dia sendiri pula yang merealisasikannnya buka orang lain. Allahu Waliyyuttaufiq
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin