Headlines News :
Home » » Belajar dari Semut

Belajar dari Semut

Written By MAHA KARYA on Saturday, July 24, 2010 | 7/24/2010

Oleh Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama”. (Al Hadits)

Tiga jenis serangga yang menjadi nama tiga surat dalam Al Quran yakni semut (An-Naml), laba-laba (Al-Ankabut), dan lebah (An-Nahl). Ketiga binatang itu mempunyai ciri khas dan unik. Ketiga binatang kecil ini menjadi kisah dalam Al-Quran tentu ada sebabnya, mengapa menjadi contoh dan dicontohkan, menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita.

Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut memiliki kepedulian dan keakraban yang tinggi. Mereka merasa bahwa tidak ada yang berbeda di antara mereka. Ini menunjukkan bangsa semut tidak ada yang gila hormat atau ingin disanjung.

Selain itu semut mempunyai etos kerja tinggi, tidak mengenal kata menyerah. Bila anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah mereka, maka semut selalu akan mencari jalan lain. Memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar sampai mencapai tujuan.

Semut juga menganut kerja tim work dan kerjasama yang patut dipuji. Sebutir nasi yang cukup berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka. Begitu seterusnya hingga butiran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka. Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama. Kerjasama dan kekompakan bangsa semut bisa kita jadikan teladan.

Salah satu sufat buruk semut adalah menghimpun makanannya sedikit demi sedikit tanpa henti tanpa memperdulikan nasib makhluk lain yang membutuhkan. Karena ketamakannya menghimpun makanan, binatang ini berusaha dan sering berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya.

Di zaman ini banyak orang yang berbudaya seperti semut: menumpuk dan menghimpun ilmu dan harta, lalu ia membanggakan diri dengan ilmu dan hartanya. Dia pelit mengeluarkan zakat dan infaq. Budaya semut adalah ‘budaya mumpung’. Ada juga yang ‘berbudaya seperti laba-laba’, yang sifatnya boros. Budaya ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat modern.

Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin