Headlines News :
Home » » Nilai Kemajemukan dalam Islam

Nilai Kemajemukan dalam Islam

Written By MAHA KARYA on Friday, February 12, 2010 | 2/12/2010

ISLAM adalah agama yang terakhir diturunkan oleh Allah dari sejumlah agama samawi. Ajaran yang terdapat dalam Islam disesuaikan dengan kehidupan manusia yang hidup di akhir zaman, yaitu manusia yang sudah majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa dan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan. Karena itu, jika manusia dapat mengikuti dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya, maka mereka akan hidup dalam keadaan aman, damai, mulia dan sejahtera.

Allah berfirman, artinya: Aku tidak mengutus engkau ya Muhammad kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiya (21): 107)

Berdasarkan ayat ini dapat kita pahami, Islam melalui ajarannya jika diamalkan secara sempurna oleh umatnya akan dapat menciptakan rahmat tidak hanya bagi manusia bahkan bagi alam seluruhnya. Karena itu, bagi umat Islam haruslah memperlihatkan situasi seperti ini, siapa pun yang hidup bersama dengan umat Islam mereka akan hidup dalam keadaan tenteram dan bahagia. Siapapun manusia itu wajib dihormati. Apapun warna kulitnya, apapun suku dan bangsanya bahkan juga apapun agamanya.

Dalam ayat lain Allah menjelaskan kepada kita:
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak cucu adam, dan Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas banyak dari siapa yang telah kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (QS Al-Isra (17): 70)

Seperti kita lihat dalam ayat ini Allah menyebutkan "Laqad Karamna" yang maknanya sungguh telah Kami muliakan. Kemulian yang diberikan disini adalah untuk bani Adam. Jadi kemuliaan yang diberikan tidak terbatas pada satu ras atau generasi tertentu saja dan tidak juga berdasarkan agama dan keturunan, tetapi dianugerahkan kepada seluruh anak cucu adam as. Karena itu, kemuliaan ini dapat diraih oleh seorang perorang, pribadi perpribadi oleh seseorang.

Ayat ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar menyangkut pandangan Islam tentang hak-hak azasi manusia. Manusia –siapapaun-- harus dihormati hak-haknya tanpa perbedaan. Semua memiliki hak hidup, hak berbicara dan mengeluarkan pendapat, hak beragama, hak memperoleh pekerjaaan dan berserikat dan lain yang dicakup dalan hak-hak azasi manusia.
Hanya saja perlu diingat bahwa hak-hak dimaksud adalah anugerah Allah sebagaimana dipahami dari kata karramna yatu telah Kami mulikan. Dengan demikian hak-hak tersebut tidak boleh bertentangan dengan hak-hak Allah dan harus selalu berada dalam koridor tuntuan agama.

Masyarakat majemuk
Agar kehidupan dalam masyarakat yang beragam dan majmuk tetap terpelihara kedamaian dan ketenteraman, maka kita harus saling memahami. Setiap orang harus memahami orang lain. Setiap suku harus memahami suku lainnya. Setiap bangsa hams memahami bangsa lainnya. Demikian juga setiap pemeluk agama harus memahami pemeluk agama lainnya.

Dengan sikap memahami orang lain akan mudah menghargai dan pada gilirannya akan memuliakannya sebagai anak cucu Adam kendatipun berbeda dengan kita. Hal ini memang telah disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Hujurat ayat 40.

Artinya: sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa juga bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS Al-Hujurat: 13)

Ayat di atas menegaskan mengenai kesatuan asal usul manusia dengan menunjukkan kesamaan derajad kemanusiaan manusia. Karena itu, tidak wajar seseorang bangga dengan merasa diri lebih tingi dari yang lain, bukan saja antar satu bangsa, tetapi juga antar suku atau warna kulit dengan selain dirinya.
Kata ta'arafu yang terambil dari akar kata 'arafa, yang arti mengenal, mengandung makna timbal balik. Dengan demikian makna ta'arafu disini adalah saling megenal. Semua orang harus aktif untuk mengenal orang lain. Semakin kuat pengenalan satu pihak dngan pihak lain semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat.

Saling mengenal
Saling mengenal itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain guna mingkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. Sikap ini akan memberi dampak dalam kehidupan manusia yaitu kehidupan dalam kedamaian dan kesejahteraan baik untuk kehidupan dunia maupun untuk kehidupan di akhirat nanti.

Saling kenal yang kemudian akan dapat saling memberi keuntungan akan membawa kepada saling membutuhkan. Ketika itulah kehidupan yang majemuk dapat dirasakan manfaatnya.

Tetapi, jika perintah Allah agar lita'arafu tidak dilakukan, manusia tidak akan dapat mengambil keuntungan dari kehidupan yang majemuk ini. Ketika situasi seperti itu ummat sering bertintak salah. Mereka akan membenci yang berbeda dengannya. Hal ini yang diperingatkan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Alaq 6-7.

Artinya: Sesungguhnya manusia berlaku sewenang-wenang bia ia merasa tidak butuh (QS A1-Alaq: 6-7)

Tindakan sewenang-wenang, tentu, merugikan kita semua. Tidak hanya terhadap orang-orang yang tersingkir dan teraniaya, tetapi juga bagi orang yang sewenang-wenang itu sendiri. Karena, ketika kita tidak menghargai orang lain maka ketika itu pula orang lain tidak mengahargai kita. Begitu juga ketika orang lain tidak menghargai kita tentu mereka tidak akan sudi memberi kita sesuatu kendatipun kita membutuhkannya. Sehingga hidup kita akan terisolir.

Kerugian bukan hanya dari sisi memenuhi kebutuhan kita, tetapi juga berakibat pada perpecahan, kebencian dan permusuhan, baik sesama kita sendiri seagama maupun dengan yang tidak seagama. Kerugian lebih jauh, akan menurunkan derajad agama Islam dalam pandangan orang lain. Seakan-akan agama Islam tidak mengajarkan kita untuk bertoleransi yang dapat memberi kedamaian dalam kehidupan manusia. Seakan-akan Islam tidak dapat memberi rahmat bagi seluruh alam.

Keagungan Islam
Mari kita jaga keagungan agama Islam yang telah dinyatakan oleh Allah sendiri yaitu agama yang dapat menciptakan rahmatan lil 'alamin. Yaitu dengan menerima kehadiran kemajemukan manusia di dunia ini baik dari sisi suku bangsa maupun dari sisi keberagaman pemahaman. Bertindak sebaliknya akan mengakibatkan salah paham orang lain terhadap agama kita. Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk kita semua.

Khatib, Dosen Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin