Headlines News :
Home » » Umat Islam Harus Bersatu

Umat Islam Harus Bersatu

Written By MAHA KARYA on Sunday, November 29, 2009 | 11/29/2009

Wawancara :
Ustadz Ferdiansyah,
Ketua DPD II HTI Banda Aceh

Bagaimana menurut Ustadz solidaritas Islam internasional dalam hal ibadah haji?
Solidaritas kalau dari bahasanya adalah solid yang artinya satu. Nabi juga pernah bersabda, innamal muslimuna jasadun wahidah, sesungguhnya kaum muslimin ini seperti satu organ tubuh, disaat organ tubuh sakit, maka tubuh yang lain juga akan ikut merasakan sakit. Kalau saya analogikan seperti tangan yang tersayat atau terluka, kalau tangan sebelah kiri terluka pasti efeknya badan semua demam, kemudian tangan yang lain mencoba untuk menyembuhkan luka itu. Itul;ah yang saya nilai sebuah solidaritas umat Islam. Disaat umat Islam itu memiliki suatu kebersamaan, kekompakan, dimana umat Islam memiliki suatu kiblat mekkah almukarramah, memiliki satu Tuhan Allah A’za wazalla, memiliki satu kitab Al-quran, maka sudah mutlak kaum muslimin itu harus bersatu.

Kaum muslim harus bersatu, tetapi ada juga kita melihat terjadinya perpecahan antara umat muslim itu sendiri, misalnya dalam hal ibadah haji, bagaimana tanggapan ustadz tentang hal ini?
Saya melihat disini timbul perkara tehnis yang muncul di antara kaum muslimin. Disaat kaum muslimin mencoba untuk memahami dirinya, itu merupakan bagian dari sebuah negara tetapi bukan bagian dari sebuah komunitas kaum muslim. Disini kaum muslimin merasakan bahwa ketika berangkat haji utusan dari negara ini dan dari negara ini. Padahal seyogyanya orang muslim adalah satu. Mereka memiliki satu hal yaitu satu kepentingan beribadah kepada Allah. Disaat ada kendala-kendala tehnis yang terjadi dilapangan, ini tidak terlepas dari “harijatul baq” bagaimana naluri manusia yang diberikan Allah itu, setiap masing-masing memiliki naluri untuk memepertahankan diri. Inilah yang kemudian harus dikontrol dan harus diatur sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan.

Jadi tidak menjadi suatu hal yang sangat fundamental, karena memang disitulah kita akan melihat bagaimana seseorang itu sesungguhnya. Apalagi dipadang arafah semuanya terbuka, bagaimana pribadi seseorang, yaitu akan muncul disisi Allah. Itu hanya perkara tehnis. Kalau memang solidaritas yang kita kaitkan dengan misalkan terjadi pertengkaran sesame kaum muslimin, yang sangat fatal itukan bagaimana sekarang kondisinya umat muslim palestina, disaat kita melaksanakan berkumpul di mekkah melakukan wukuf bersama, sementara umat muslim palestina tidak bisa kemana-mana. Dalm hal ini bentuk solidaritas kita mana, ini yang saya lihat yang lebih penting bagaimana kita memiliki rasa satu umat untuk membela mereka, juga saudara-saudara kita yang lain. Bukan saja palestina, Afghanistan juga. Ini yang saya rasa pentingnya solidaritas untuk memahami pada hakikatnya kita adalah satu. Dimana dalam hal ini tidak perlu adanya perbedaan-perbedaan.

Jadi bagaimana cara membangkitkan kembali sifat solidaritas sesame umat Islam?
Disinilah bagaimana kemudian Rasulullah itu mampu mempersaudarakan Anshor dan Muhajirin. Ini yang perlu kita contoh. Bagaimana Rasulullah mempersatukan mereka. Rasulullah mempersatukan mereka dalam satu aqidah, satu aturan. Aturan inilah yang disebut dengan syariat Islam. Disaat kita ingin menyatukan kaum muslim, maka yang pertama harus kita pahamkan kepada kaum muslim, minimal kaum muslim ini harus memiliki satu aqidah dan satu peraturan tersebut, yang dimana semua itu hanya bisa diakomodir dalam senuah satu institusi. Institusi inilah yang kemudian yang dipimpin oleh seorang pemimpin untuk mengatur dan mengikat kaum muslim dalam satu aturan syariat Islam. Karena tanpa itu kebersatuan, kekompakan kaum muslim tidak akan mungkin terjadi. Walaupun banyak organisasi Internasional yang muncul sekarang ini. Semua itu hanya menjadi embel-embel dan formalitas. Dimana pada hakikatnya mereka hanya curhat tetapi tidak memberikan solusi, karena itu kita membutuhkan satu naugan dan aturan yang tidak boleh bertentangan dengan Al-quran dan hadits.
Untuk membangkitkan mereka kita harus pahamkan dulu bahwa kita perlu satu aqidah dan satu peraturan. Nanti dengan sendirinya mereka akan memahami bahwa peraturan syariat Islam itu tidak akan berdiri dinegara sekluler, tetapi hanya bisa berdiri di negara Islam, hakikatnya nanti maka kaum muslimin akan memahamu bahwa kita butuh negara Islam.

Solidaritas kaum muslimin seringkali tampak pada sifat emosional, bagaimana menurut Ustadz mengenai hal ini?
Itu sudah tabiat manusia, misalkan kalau saja ada masyarakat Aceh perang dengan orang Nasrani pasti akan muncul, seperti yang beberapa tahun yang lalu kasus di Ambon, bagaimana orang semua mau berjihad ke Ambon. Ini tabiat manusia, naluri ingin mempertahankan diri mereka “harijal baqha dan kemudian harijal naun” naluri bagaimana memiliki satu darah, satu keturunan. Itu sifatnya temporal. Kita lihat bagaimana kasus palestina bulan februari yang lalu. Semua orang Islam mau membantu palestina dan berjuang kesana, tetapi setelah itu hilang. Ini yang harus kita pahami, bahwa untuk membangkitkan kaum muslimin itu tidak bisa hanya sebatas dengan emosional saja, itu tidak akan cukup. Kita harus pahamkan mereka Islam itu adalah sebuah “mapda” yang artinya sebuah ideology. Ideologi ini tidak akan mungkin bisa dilaksanakan tanpa adanya institusi. Ini yang harus kita pahamkan kepada masyarakat bahwa apa yang terjadi saat ini janganlah kita menanggapinya dala, batasan kaum muslimin sebagai emosional, tetapi bagaimana kita mencoba mencari solusi dalam permasalahan tersebut.

Saya ibaratkan kaum muslimin ini seperti masyarakat yang hidup dibawah bendungan, dimana bendengan itu sudah hancur. Kita yang hidup dibendungan ini memiliki berbagai macam masalah. Ada rumahnya yang hancur, terendam dan lain-lain, semuanya sibuk dengan hal masing-masing. Tetapi air bendungan it uterus datang. Yang harusnya kita lakukan sekarang adalah membangun bendungan itu kembali untuk melindungi kita semua.

Bagaimana untuk orang non muslim ?
Islam memiliki toleransi bagi orang-orang non muslim, karena Rasulullah katakan bagi ahlul zimah khususnya orang yang berada dalam naugan khilafah, setetes darahnya akan dilindungi apapun terjadi. Kalau ia dilukai maka sama saja melukai Rasulullah. Itu kata Rasulullah. Bagi mereka ahlul zimah kita akan lindungi. Bagi non muslim, maka kita tetap menghargai apa yang mereka lakukan dalam batasan tidak kemudian menyerang aqidah kita dan tidak kemudian menrorong Islam sebagai sebuah agama yang memang harus mereka perangi. Jadi kita masih ada toleransi dalam tataran itu. Kalau mereka sudah menyerang aqidah itu sudah tidak ada lagi toleransi.

Harapan kedepan tentang solidaritas Islam?
Kita harus memahami disaat umat Islam ingin bersatu, ingin memeiliki satu pemahaman, maka kita harus satukan pemikiran kita, aqidah dan satukan peraturan Islam yang ada di diri kita, baik itu di dalam diri pribadi maupun di dalam kehidupan masyarakat. Dimana solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi baik itu penindasan, pembodohan, mengaruk harta kekayaan, itu menunjukkan bahwa kaum muslimin mutlak harus bersatu. Kebersatuan inilah, maka kemudian harus dipahami dalam sisi bagaimana Islam menganggap kebersatuan itu suatu aliran hukum bukan hanya sebatas solidaritas emosional, tetapi solidaritas yang terbentuk dari sebuah ideologi. Solidaritas ini akan muncul kalau umat Islam memiliki suatu aqidah dan peraturan yang dinamis dalam sebuah institusi. (Eriza)
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin