Headlines News :
Home » » Mentaati Allah, Rasul dan Para Pemimpin

Mentaati Allah, Rasul dan Para Pemimpin

Written By MAHA KARYA on Friday, October 9, 2009 | 10/09/2009

Oleh : Tgk.H.Imam Syuja’SE
Sekarang kita masih berada dibulan Syawal, setelah sebelumnya kita telah berhasil baik melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, dengan menundukkan keinginan-keinginan duniawi yang berlebihan. Apa yang telah kita peroleh tentu tak bisa kita berpuas diri, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan dan kita masih harus bekerja keras untuk melangkah ke hari esok yang lebih baik.

Dalam surat Annisa Ayat 59 yang baru khatib bacakan tadi, Allah SWT berfirman: “wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil ‘amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu, kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-quran) dan rasul (sunnahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. Dalam surat An-nur ayat 52 Allah berfirman: Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya serta takut kepada Allah, dan bertaqwa kepadaNya , mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Dalam pemahamahan Jumhur Ulama, persoalan kepemimpinan menjadi keniscayaan, artinya mutlak ummat harus mempunyai pemimpin yang kita kenal dengan konsep Jamaah Imamah. Keberadaan pemimpin yang mempunyai otoritas untuk menegakkan hukum baik persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara maupun persoalan-persoalan tentang syariat. Dalil-dalil dari al-quran dan hadist-hadist nabi mewajibkan adanya pemimpin.

Ada dua fungsi yang harus diembankan seorang pemimpin, pertama, menjadikan dirinya sebagai model keteladanan dalam perilaku . Rasulullah Saw adalah perwujudan Dari ajaran al-quran, perilaku mereka adalah realisasi dari ajaran Rasulullah Saw sebagaimana Rasulullah sendiri adalah perwujudan dari ajaran al-quran, perilaku mereka yang baik yang harus diteladani. Maka tidak bisa tidak mereka harus ma’sum (terpelihara dari dosa).

Kedua, menegakkan kepemimpinan Allah sebagai Khalifatullah fil ardh, dalam bidang sosial dan politik. Rasulullah sendiri dalam menjalankan pemerintahan bukan hanya menyebarkan hukum-hukum Allah tapi juga memegang kekuasaan eksekutif dan yudikatif.
Saat sekarang Sekitar 1,2 milyar lebih ummat Islam tersebar diberbagai wilayah dunia,mereka tinggal di bergai Negara, tapi implementasi konsep Imamah Jamaah belum bisa terwujud, keadaan Ummat masih tercabik-cabik dalam format politik yang rentan hingga dengan mudah menjadi permainan politik pihak lain.

Proses pembusukan internal adalah fenomena yang telah lama kita idap, sesama ummat belum bisa menyatu hanya persoalan-persoalan kecil, bisa terkuras enegi dengan sia-sia. Beban kehidupan kita semakin berat, secara eksternal kita berhadapan dengan arus globalisasi yang menciptakan berbagai tuntutan baru, pada saat yang bersamaan secara internal kita harus bekerja keras mendorong berlangsungnya kehidupan bagi terciptanya keamanan dan perdamaian.

Mendorong dua pekerjaan besar itu, bukan pekerjaan yang mudah, ia sama dengan menjaga jarum jam sejarah, agar tidak berputar dan melewati angka yang sama berkali-kali. Bila ini yang terjadi berarti kita masih terjebak dalam kemujudan dan status quo. Karena itu peran pemimpin harus berfungsi, kepemimpinan yang sedang berlangsung harus menyelesaikan tugas-tugas Ijtihadnya dengan baik . akuntabilitas dan transparansi harus difungsikan sehingga tidak menimbulkan fitnah yang subur, dukungan masyarakat senantiasa harus bergulir. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Annas bin malik r.a Rasulullah saw bersabda, Hendaklah kamu mendengarkan dan mematuhi perintah biarpun yang diangkat untuk memerintah kamu seorang hamba sahaya bangsa Habsyi yang rambutnya bagai anggur kering.

Islam adalah agama dakwah yang menyeru kejalan Tuhan dengan hikmah dan bijaksana Ingatlah satu detik dakwah terhenti, satu detik pula Islam akan mundur. Dakwah telah mengambil peran strategis sehingga islam menjadi agama yang damai. Kita harus membantah tuduhan orang lain bahwa Islam itu ditegakkan dengan pedang dan senjata, senjata dan pedang hanyalah sekedar mejaga kehormatan diri.
Disisi lain pemimpin haruslah membuka hati, agar kebersamaan bisa dibangun jika tidak ada kebersamaan kehidupan akan menjadi beku, itu kata Jalaluddin Rumi 7 abad yang lalu. Kebersamaan seharusnya menjadi pilar utama membangun sebuah peradaban. Hindarilah kebekuan hati karena akan menimbulkan implikasi yang tidak baik, diantaranya lenyapnya kepekaan terhadap perbedaan nilai baik dan nilai buruk Al-quran surat Al-a’raf ayat 179, mengingatkan kita Lahum kulubun la Yafkahu na biha.[Hati yang tidak berfungsi.

Masih segar dalam ingatan kita khatib-khatib di Idul Fitri yang lalu mengutip surat Al-a’la ayat 14, “Qad aflahaa man tazakka” (sungguh akan berbahagia orang yang selalu membersihkan diri, ayat ini telah diimplementasikan oleh seorang khalifah yang bernama Umar bin abdul aziz. Setiap malam Umar bin abdul aziz menghadirkan beberapa ulama untuk meluruskan / menasehati aktifitas dari pemerintahannya. Pada malam berikutnya salah seorang Ulama membawa kain kafan dan diletakkan disudut ruang khalifah, seperti biasa Umar bin Abdul Aziz, memperhatikan dengan seksama semua kritik yang membangun, saran dan anjuran dari para ulama.

Ulama si pembawa kain kafan berkata kepada Umar bin bin Aziz, Ya Khalifah, disudut ruangan sebelah sana tersedia kain kafan, mungkin malam ini atau besok hari mungkin minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau kapan saja Tuan pasti akan memakai kain putih itu. Oleh sebab itu kalau ingin menghadap Tuhan dengan bersih hendaklah khalifah setiap hari, setiap jam dan setiap saat janganlah mengotori diri khalifah. Ternyata nasehat itu dipegang teguh oleh Umar bin abdul aziz sewaktu ia akan menemui ajalnya menghadap khalik Allah SWT, umar bin Abdul Aziz tidak menemui kekeliruan dan kekhilafan ia menghadap Allah SWT dengan bersih lepas dari kerja-kerja yang tidak mendapat Ridha Allah swt.

Dan masih banyak juga orang-orang yang seperti Umar bin Abdul Aziz yang ia lebih memilih kehidupan diluar system pemerintahan seperti Imam-Imam Mazhab Empat yang tiada seorangpun mau diangkat dalam jabatan pemerintahan, menjadi Mufti besar karena ia takut akan kesandung dengan tugas-tugas yang diembani.

Di separuh dua bulan yang fitri ini, marilah kita gunakan sebagai momentum, meretas jalan panjang tepi dan daratannya, masih diselimuti kabut tebal tapi jangan pernah berputus sangka berbaik sangka lah kepada Allah, dan selalu meminta peretolongan kepadaNya. Quran surat al-baqarah ayat 153 dengan lembut menyapa kita, “ Hai orang-orang yang beriman minta lah perolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Para Ulama membagi kesabaran menjadi tiga, Pertama, kesabaran dalam ketaatan kepada Allah, Kedua kesabaran dalam meninggalkan kemaksiatan, dan Ketiga, kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah SWT.

Musibah masih terus melanda negeri kita, belum pulih trauma ketakutan, bagi saksi hidup ketika negeri kita cintai ini diguncang gempa dengan 8,9 SR, disusul dengan gelombang tsunami yang menelan korban jiwa ratusan ribu pada saat itu kita berpikir kiamat telah menjemput kita. Saudara-saudara kita didaerah lain seperti terus mendapat giliran, nias, jogya, tasik Malaya, yang terakhir sumatera barat. Yang dahsyat nya gempa itu mecapai 7,6 SR.

Lima tahun terakhir memang tahun musibah bagi bangsa kita, tapi janganlah kita berburuk sangka kepada Allah, semua merupakan ujian yang harus kita terima dengan lapang dada. Dalam suasana keadaan seperti ini hidup kita harus berserah diri kepada Allah dengan terus menerus memohon petujuk dari Nya, marilah kita tingkatkan zakat kita, sedekah kita, infaq kita, untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan baik untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah maupun untuk membebaskan saudara-saudara kita yang masih terjerat dalam belenggu kemiskinan.

Zakat sebagai salah satu arkanul islam, adalah senjata yang ampuh untuk meyelesaikan persoalan-persoalan kemiskinan, karena itu sudah saatnya kita berpikir untuk bekerja secara professional dalam rangka menata zakat secara transparan. Selain itu bagaimana kita melahirkan pemikiran-pemikiran yang cerdas untuk menggali sumber-sumber dana yang sangat potensial untuk kemaslahatan ummat.

Surat Annisa ayat 59 adalah perintah utk mentaati Allah dan Rasulnya dan Pemimpin diantara kita, karena itu ketaatan kepada Allah adalah hal yang mutlak dengan melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.Dan ketaatan kepada Rasul dengan mengikuti contoh teladan darinya dan mengamalkan sunnah-sunnahnya, demikian itu pula ketaatan kepada pemimpin2 kita sepanjang dalam menjalankan kekuasaannya berpegang teguh kepada dua warisan yang ditinggal Rasulullah yaitu kitabullah dan sunnahnya.
Khatib, Mantan Anggota DPR RI periode 2004-2009 Asal Aceh
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin