Headlines News :
Home » » Membuka Jalan Ke Tanah Suci

Membuka Jalan Ke Tanah Suci

Written By MAHA KARYA on Friday, October 23, 2009 | 10/23/2009

"Adalah kewajiban manusia terhadap Allah untuk mengerjakan haji, jika dia sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah... " (Surat AI Imron, ayat 97).

Ibadah haji, sebagai rukun Islam yang kelima, memang ditujukan kepada orang-orang yang dikategorikan mampu. Tidak hanya mampu dalam arti financial tetapi juga kesiapan mental. Penunjukkan ini bukan berarti kemampuan melaksanakan ibadah haji cukup menjadi hak kalangan tertentu saja. Setiap muslim, bagaimana pun kondisi kehidupannya, memiliki hak dan kesepmatan yang sama untuk berhaji ke tanah suci.

Pakar perencanaan keuangan, Muhammad Ichsan mengatakan, naik haji adalah sebuah perjalanan religius. "Orang yang tidak siap secara mental pada akhirnya tidak akan mendapat hasil yang baik," kata dia.

Tetapi, lanjut Ichsan, karena biaya untuk menunaikan ibadah haji termasuk besar, orang kadang hanya terfokus pada bagaimana mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginan tersebut. Apalagi, ongkos naik haji di Indonesia hampir setiap tahun naik. ”Sehingga banyak orang baru bisa pergi ke Tanah Suci setelah memasuki usia senja atau malah tidak sempat mewujudkan sama sekali,” urainya.

Ada banyak faktor penyebab ongkos haji cenderung meningkat setiap tahun, seperti naiknya harga tiket pesawat, membengkaknya biaya akomodasi, serta kenaikan jumlah setoran yang harus dibayar kepada pemerintah Arab Saudi. Sebelum krisis moneter terjadi beberapa tahun silam, ongkos naik haji (ONH) sudah tinggi, mencapai angka Rp 10 juta. Setelah krisis, biaya untuk pergi ke Tanah Suci semakin membumbung tinggi, bisa di atas Rp 20 juta untuk setiap jamaah.

Di sisi lain, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut memperbesar biaya naik haji. "Ongkos naik haji kita dihitung berdasarkan nilai mata uang dolar. Maka dari itu, ongkos naik haji sangat terpengaruh pada pergerakan mata uang tersebut," kata Safir Senduk, pakar perencanaan keuangan lainnya.

Tetapi selain menggunakan gunakan dolar sebagai perbandingan, ongkos haji juga dapat dihitung dalam bentuk logam mulia emas.

Simpanan emas & dolar
Menyimpan uang untuk biaya ke Tanah Suci dalam bentuk emas mempunyai beberapa keuntungan. Pertama, emas mempunyai ciri-ciri akan naik nilainya bila terjadi kenaikan harga. Semakin tinggi kenaikan harga barang, nilai emas juga semakin membumbung. Kedua, nilai emas berbanding lurus dengan pergerakan nilai mata uang dolar. Harga emas akan naik bila nilai dolar melambung.

Tetapi, menurut Safir, kebanyakan orang Indonesia masih berpikir, terlalu berisiko untuk menabung dalam bentuk emas. Apalagi, bila harus menyimpan di rumah. Untuk menyiasati hal tersebut, Safir menyarankan, untuk mengumpulkan emas dalam bentuk koin. "Selain lebih aman karena bentuknya kecil, satuan koin emas sudah ada yang bernilai 10 gram per koin," ujarnya.

Sementara itu, bila hendak mengumpulkan uang untuk naik haji dengan cara menabung, Safir menyarankan untuk menyimpannya dalam mata uang dolar. "Biaya haji sudah pasti diukur dalam dolar, daripada ketika hendak berangkat baru menukarnya dengan dolar lebih baik secara bertahap langsung ditabungkan dalam mata uang tersebut," jelasnya.

Selain berinvestasi sendiri, ada cara lain untuk mempersiapkan ONH. Saat ini banyak bank yang menawarkan produk tabungan haji. Itu akan lebih mempermudah seseorang menyiapkan ongkos naik haji. Walaupun pada dasarnya sama dengan produk tabungan lainnya, dengan ikut tabungan haji, nasabah dipaksa secara rutin menyetor uangnya sampai batas waktu yang telah diperjanjikan.

Produk untuk naik haji yang tersedia di beberapa bank ada bermacam-macam nama. Produk tersebut dirancang untuk mendaftarkan nasabah secara langsung ke Departemen Agama. Selain berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan dana ONH, juga membantu nasabah dalam hal persiapan administrasi pendaftaran haji. Bahkan, sekarang ini pemerintah hanya menerima pendaftaran haji melalui tabungan haji di bank agar serentak dan membatasi kuota.

Tidak hanya bank saja yang menyediakan produk haji, perusahaan asuransi pun memiliki beberapa produk asuransi khusus untuk naik haji dan cenderung lebih terencana. Nasabah cukup menetapkan target kapan akan berangkat ke Mekah, maka perusahaan asuransi akan menghitung besar premi yang harus dibayar untuk mencapai target tersebut.

Selain itu, reksa dana syariah juga bisa jadi pertimbangan. Reksa dana syariah dapat dijadikan alternatif karena hasilnya lebih besar dibandingkan tabungan haji biasa. Selain itu, tutur Ichsan, bila ingin memastikan hash investasi yang memberikan berkah atau dianggap halal, produk-produk syariah dapat menjadi alternatif.

Namun, reksa dana syariah hanya bisa menjadi pilihan apabila niat untuk menunaikan ibadah haji masih lebih dari lima tahun ke depan. "Hasil investasi reksa dana baru bisa dinikmati dalam jangka panjang. Kalau naik hajinya tinggal dua tahun lagi, lebih baik jangan ke reksa dana," tandas Safir. (Riza Rahmi/dbs)
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin