Sjamsul Kahar, Tokoh Pers Aceh
Pengantar :
Setiap tahun, Gema Baiturrahman melaksanakan Rapat Kerja (Raker). Pada rapat tersebut berkumpul sejumlah kalangan yang terlibat dalam kepengurusan, pengelola, redaksional, dan sirkulasi. Tujuan rapat kerja, disamping mempertanggung jawabkan kerja Gema selama setahun, juga dalam raker dibahas program kerja setahun berikutnya. Berbagai masukan dan saran yang datang untuk kemajuan dan perkembangan media ini akan menjadi pertimbangan untuk kemajuan Gema. Salah satunya, masukan H Sjamsul Kahar, sebagai Tokoh Pers Aceh yang diwawancarai gema, Kamis (28/2) di kantornya di Serambi Indonesia.
Dalam amatan Anda, bagaimana kiprah dan Peran Gema Baiturraman sekarang?
Dari performance Gema saat ini, saya dapat menyebutkan bahwa gema telah dikelola dengan baik, sesuai dengan segmennya, secara redaksional saya kira sudah memadai.
Apa tantangan sebuah media cetak menurut Anda?
Sebuah media harus meng-up grade diri, karena media cetak sekarang harus berhadapan dengan perkembangan media online. Karena itu harus selalu aktual dan mencari sisi spesifik untuk disiarkan di media cetak. Dan itu berbeda kalau dia terbit secara harian dan terus dapat mengikuti perkembangan dan memilih berita-berita yang aktual yang disajikan. Tetapi, kalau mingguan terbitnya, itu harus sangat spesifik, sangat unik, dan bermanfaat dibaca, karena Gema segmennya agama dan dakwah saya kira sudah memilik segmen spesifik karena belum banyak digarap orang.
Tahapan apa saja yang harus dilalui oleh Gema untuk menjadi media besar?
Tergantung bagaimana pemantapan penerbitan sekarang menyiapkan SDM yang bagus, permodalan dalam bentuk finansial atau non-finansial. Ya modal non finansial itu adalah SDM yang bagus, saya kira itu tahapan yang wajib dilalui oleh sebuah media. Untuk menjadi media besar, perjuangannya memang berat, perlu ketekunnan, keseriusan dan kedisiplinan dalam bekerja.
Apa tawaran dan solusi bapak untuk kemajauan Gema kedepan?
Saya kira perlu dirumuskan dulu, bagaiman konsep produk. Konsepnya ditentukan dengan benar, misalnya gema ini media yang khas sebagai media dakwah, jadi kita harus cari pola liputan dan pola penyiaran yang tetap menarik dibaca orang. Populer sifatnya, karena itu harus dijangkau oleh berbagai strata masyarakat. Jangan berpikir media hanya ditujukan kepada orang-orang yang intelektual karena itu jumlah sedikit, jadi pasarnya harus melebar dan meluas. Karena ditingkat orang awam itu, simpel-simpel saja, karena punya daya tarik.
Gema harus menentukan bagaimana konsep produk, lalu wartwannya, pengelolanya juga harus memahami bagaimana menyajikan konten dari koran itu seefesien mungkin, semenarik mungkin. (Marwidin Musatafa)
Pengantar :
Setiap tahun, Gema Baiturrahman melaksanakan Rapat Kerja (Raker). Pada rapat tersebut berkumpul sejumlah kalangan yang terlibat dalam kepengurusan, pengelola, redaksional, dan sirkulasi. Tujuan rapat kerja, disamping mempertanggung jawabkan kerja Gema selama setahun, juga dalam raker dibahas program kerja setahun berikutnya. Berbagai masukan dan saran yang datang untuk kemajuan dan perkembangan media ini akan menjadi pertimbangan untuk kemajuan Gema. Salah satunya, masukan H Sjamsul Kahar, sebagai Tokoh Pers Aceh yang diwawancarai gema, Kamis (28/2) di kantornya di Serambi Indonesia.
Dalam amatan Anda, bagaimana kiprah dan Peran Gema Baiturraman sekarang?
Dari performance Gema saat ini, saya dapat menyebutkan bahwa gema telah dikelola dengan baik, sesuai dengan segmennya, secara redaksional saya kira sudah memadai.
Apa tantangan sebuah media cetak menurut Anda?
Sebuah media harus meng-up grade diri, karena media cetak sekarang harus berhadapan dengan perkembangan media online. Karena itu harus selalu aktual dan mencari sisi spesifik untuk disiarkan di media cetak. Dan itu berbeda kalau dia terbit secara harian dan terus dapat mengikuti perkembangan dan memilih berita-berita yang aktual yang disajikan. Tetapi, kalau mingguan terbitnya, itu harus sangat spesifik, sangat unik, dan bermanfaat dibaca, karena Gema segmennya agama dan dakwah saya kira sudah memilik segmen spesifik karena belum banyak digarap orang.
Tahapan apa saja yang harus dilalui oleh Gema untuk menjadi media besar?
Tergantung bagaimana pemantapan penerbitan sekarang menyiapkan SDM yang bagus, permodalan dalam bentuk finansial atau non-finansial. Ya modal non finansial itu adalah SDM yang bagus, saya kira itu tahapan yang wajib dilalui oleh sebuah media. Untuk menjadi media besar, perjuangannya memang berat, perlu ketekunnan, keseriusan dan kedisiplinan dalam bekerja.
Apa tawaran dan solusi bapak untuk kemajauan Gema kedepan?
Saya kira perlu dirumuskan dulu, bagaiman konsep produk. Konsepnya ditentukan dengan benar, misalnya gema ini media yang khas sebagai media dakwah, jadi kita harus cari pola liputan dan pola penyiaran yang tetap menarik dibaca orang. Populer sifatnya, karena itu harus dijangkau oleh berbagai strata masyarakat. Jangan berpikir media hanya ditujukan kepada orang-orang yang intelektual karena itu jumlah sedikit, jadi pasarnya harus melebar dan meluas. Karena ditingkat orang awam itu, simpel-simpel saja, karena punya daya tarik.
Gema harus menentukan bagaimana konsep produk, lalu wartwannya, pengelolanya juga harus memahami bagaimana menyajikan konten dari koran itu seefesien mungkin, semenarik mungkin. (Marwidin Musatafa)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !