Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA
Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). QS An Nisa’: 150
Kadang kala orang sanggup menahan penderitaan, tapi tidak sanggup menerima sebuah penghinaan. Dalam hal ini, Allah telah menggabungkan azab yang penuh derita dan penuh penghinaan, yaitu diberikan kepada mereka yang membeda-bedakan keimanan kepada seorang rasul, namun tidak beriman kepada rasul lainnya.
Kita beriman kepada Al-Quran, kepada malaikat dan rasul. Itu tidak mungkin kita beda-bedakan, karena para rasul mendapat perintah dari Allah melalui para malaikat. Malaikat adalah makhluk yang diutus dan diberi tugas oleh Allah Swt untuk menyampaikan perintah Allah kepada para rasul.
Demikian pemahaman kita kepada para rasul. Kenapa demikian? Para rasul itu pada hakikatnya sama dalam memberi dakwah kepada umat manusia. Dia ingin manusia menyembah Allah dan hidup sejahtera.
Nabi Muhammad bukanlah rasul yang berbeda dengan Nabi Musa, Nabi ‘Isa atau Nabi Adam, namun Yahudi hanya beriman kepada nabi sebelum Muhammad Saw. Tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Dalam surat Al-Ahqaf ayat 9 Allah berfirman:
Katakanlah: “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
Ayat di atas tegas menyatakan tidak adanya perbedaan kenabian Nabi Muhammad Saw dengan para rasul sebelumnya. Kalau mereka beriman kepada Nabi Musa dan ‘Isa sepatutnya mereka lebih dahulu beriman kepada Nabi Muhammad Saw. Kenapa demikian? Karena mereka ahlul kitab, yang kitabnya diturunkan oleh Allah Swt.
Jadi, sepatutnya mereka yang lebih dulu beriman, karena mereka lebih dulu membaca kitab-kitab suci Al-Quranul Karim, tapi apa yang terjadi? Mereka dengki, hasad dan benci kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad Saw.
Sebelumnya mereka selalu bertanya kepada ahlul kitab, bagaimana kita menyelesaikan suatu persoalan, lantas mereka melihat dalam kitab cara untuk penyelesaian hal tersebut.
Namun sekarang, mereka tidak perlu lagi bertanya kepada orang ahlul kitab, karena mereka sendiri sudah punya kitab, yaitu Al-Quranul Karim. Itulah sebab kedengkian yang muncul antara orang ahlul kitab dengan pengikut Nabi Besar Muhammad Saw.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !