Headlines News :
Home » » Halqah Mesjid Raya Akankah di-TV-kan? (1)

Halqah Mesjid Raya Akankah di-TV-kan? (1)

Written By MAHA KARYA on Wednesday, June 6, 2012 | 6/06/2012

Saat berangkat dari Banda Aceh menuju Lhokseumawe saya bersama keluarga sempat kami singgah di sebuah warung makanan di pinggir jalan di kawasan Kabupaten Pidie Jaya. Saya tidak ingat lagi nama warung dan kampung tempat kami singgah itu. Kami ngobrol di sana sembari menunggu hidangan makan siang di warung tersebut. Di samping kami duduk ada seseorang yang duduk santai sambil menikmati kopi siangnya.

Saat seseorang itu hendak meninggalkan meja kopinya langsung menegur saya dengan kalimat: Dari pane teungku dan ehna teungku berangkat?Mungkin sempat melihat kami waktu turun dari mobil. Kemudian saya menjawab: Dari Banda Teungku keuneuk woe u Lhokseumawe. Dia melanjutkan pertanyaannya: Meuah teungku, Peu nyo Ustaz yang ceuramah sabe beungoh Seunen di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh? Pakon neutanyong menan teungku? timpal saya. Lon deungo soe teungku mirip that wate lon dengo bak radio, jawabnya.. Lalu saya jawab nyo teungku. Memang, ya, saya pernah sebagai penceramah Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada setiap shubuh Senin mulai Mei 2005 dan berakhir bulan Pebruari tahun 2012 lantaran berangkat melanjutkan studi di Universitas Islam Umdurman - Sudan.

Jama’ah yang mulia, informasi yang saya dapatkan itu persis dari orang yang saya percaya itu sebagai pendengar setia halaqah Magrib Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Saya berkesimpulan bahwa hanya sebagian kecil saja dari orang-orang yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang mengenal siapa-siapa penceramah-penceramah mereka itu. Akan tetapi masih banyak lagi para ummat pendengar setia yang memonitor melalui Radio Siaran Suara Baiturrahman, RRI Banda Aceh, Radio Serambi FM dan Radio-radio yang ada di Aceh serta radio-radio di luar Aceh yang belum mengenal wajah-wajah mereka kecuali hanya baru suaranya saja.

Rasanya pendengar Halqah Magrib dan Kuliah Subuh Mesjid Raya Baiturrahman yang hanya mendengar saja belum terjalin hubungan yang begitu akrab dengan penceramah mereka karena mereka tidak mengenal wajahnya secara dekat. Pertanyaannya sekarang bagaimana caranya agar para pendengar setia ceramah Mesjid Raya dapat mengenal secara dekat gur-guru mereka yang setiap hari memberikan ilmu kepada mereka.

Untuk mewujudkan itu kiranya Bapak Gubernur Aceh dapat membuat sebuah kebijakan yang kiranya sangat bermanfaat bagi umat yaitu menyiarkan secara langsung kegiatan Halqah dan Kuliah Subuh lewat TVRI Aceh sehingga dapat disaksikan oleh pemirsa di seluruh pelosok Aceh tercinta ini. Diharapkan dengan adanya kebijakan siaran langsung setiap kegiatan Halqah dan Kuliah Subuh akan memiliki pengaruh yang luar biasa kepada maayarakat Aceh.

Kebutuhan Dakwah
Sekarang saja halqah dan kuliah shubuh Mesjid Raya Baiturahman yang hanya dimonitor melalui radio sudah mengambil tempat di dalam hati orang Aceh terutama bagi pencintanya. Hal ini dapat ditandai lari laporan panitia halqah, sebentar saja terlambat pemateri datang kemimbar halaqah seketika itu pula telepon datang krangkring.

Hal ini tidak termasuk tentunya orang-orang yang tidak senang kepada Halaqah di Mesjid Raya Baiturrahman yang tidak sesuai dengan seleranya. Mereka bahkan ada yang terlanjur mengklaim bahwa sebagian pemberi Halaqah adalah sebagai pengikut Wahabi. Wajar kalau ada yang berpendapat demikian, sebab masih banyak orang di Aceh yang belum mengenal Muhammad bin Abdul Wahab sebagai sosok ulama besar yang lahir dan hidup di Saudi Arabiya antara tahun 1703M. sampai 1791M.

Sebagai contoh seorang pernah mendengar khathib Jum’at sedang berkhuthbah mengatakan : Kalau saudara melihat orang yang pulang dari haji membawa kitab maka bakarlah kitab-kitab tersebut saat sampai di bandara Blang Bintang. Kita sayangkan bila masih ada orang yang menghina, meremehkan bahkan mengkafirkan seseorang konon lagi seorang ulama, da’i dan reformis muslim ahlussunnah seperti halnya Imam Muhammad bin Abdul Wahab.

Tentunya bagi orang yang mau belajar dan konsen terhadap ilmu agama ia akan senang mendengar, membaca atau menelaah melalui buku-buku atau kitab-kitab yang ada. Akan tetapi bagi orang yang tidak lagi punya kesempatan banyak untuk belajar sperti ibu-ibu rumah tangga dan lain-lain maka siaran langsung Halqah Mesjid Raya Baiturrahman merupakan sesuatu yang sangat mendesak untuk diperjuangkan agar kegiatan mesjid Raya itu dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Aceh.

Di sudut lain kita wajar mengungkapkan suatu keprihatinan terhadap sebagian remaja Aceh yang selama ini gandrung terhadap tontonan-tontonan yang ada di media-media televisi sekarang ini. Tontonan-tontonan di TV pada umumnya tidak menguntungkan kepada peningkatan kepribadian mereka. Banyak senetron-senetron yang ditayangkan kebetulan berpapasan dengan waktu-waktu shalat lima waktu terutama waktu Maghrib. Hal ini lebih konyol lagi andaikata orang tua juga memilih profesi yang sama dengan anaknya doyan nontong senetron. Dengan adanya siaran langsung tersebut remaja kita sudah ada angin segar sedikit untuk sedikit upaya memback up terhadap siaran-siaran televisi yang ada.

Apalagi Pemerinah Aceh mengeluarkan semacam intruksi bahwa masyarakat Aceh wajib mengikuti Halqah Mesjid Raya yang tidak perlu kepada biaya dan tenaga. Dan orang tua dapat mengarahkan anaknya untuk memanfaatkan media tersebut dalam menambah ilmu agama untuk bekal hidup dunia dalam menghadapi hari akhirat kelak. Kita sebagai orang orang tua, terutama pemimpin kita kurang memikirkan tentang hal-hal yang berhubungan masa depan anak dan masyarakatnya dalam soal pendidikan ilmu agama di luar sekolah formal.

Drs. H. Ramly M.Yusuf, MA, (Penulis, Mahasiswa S3 Universitas Islam Umdurman – Sudan)
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin