Pelaksanaan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) dapat dianggap sukses dan telah mencapai tujuan yang hendak dicapai: memasyarakatkan Al-Quran. MTQ berhasil diselenggarakan pada setiap tingkatan pemerintahan, melibatkan instansi pemerintah dan ketersediaan anggaran negara untuk pelaksanaannya. Pemerintah telah memfasilitasi LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran) sebagai badan yang menjaga keberlajutan program pembinaan dan pengembangan tilawatil A-Quran.
Lebih maju lagi di Aceh. Pemerintah Aceh membentuk UPTD PPQ (Unit Pengelola Teknis Dinas Pengembangan Pemahaman Al-Quran), bagian yang tak terpisahkan dari Dinas Syariat Islam. Badan ini mengurus berbagai kegiatan terkait dengan MTQ dan melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap pemahaman dan pendalaman Al-Quran. Dengan adanya UPTD PPQ, kepastian ketersediaan anggaran pun dapat dijamin. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Kemudian, dilihat dari pengembangan cabang-cabang yang diperlombakan setiap MTQ terus terjadi peningkatan. Pada awalnya, hanya mengandalkan cabang tilawatil quran dan sekarang dilombakan juga tafsir Al-Quran dalam bahasa asing dan musabaqah menulis makalah Al-Quran. Jadi, MTQ bukan hanya melombakan katerampilan “melagukan, melukis”, menghafal dan pidato Al-Quran, tapi sudah meningkat pada pemahaman yang lebih mendalam tentang Al-Quran.
Saya pikir, upaya membumikan Al-Quran yang telah dilakukan melalui MTQ masih dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan pengamalan Al-Quran. Untuk itu, perlu dirumuskan strategi, program dan kegiatan yang harus dilakukuan, sehingga bermuara pada satu kampanye besar: Gerakan Mengamalkan Al-Quran (GMQ). GMQ ini akan memberi bobot yang lebih tinggi dari pada hanya melombakan berbagai cabang di MTQ, sekaligus menghapus kesan MTQ hanya sebagai sebuah rutinitas belaka.
Gerakan Mengaji Ba’da Maghrib yang dicanangkan Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah, dan Satu Hari Satu Ayat di Pidie, bisa saja ditingkatkan dengan kegiatan menerjemahkan dan menafsirkan —walaupun tak mendalam— terhadap ayat-ayat Al-Quran yang sedang dipelajari atau dihafal. Sebab, dengan menerjemahkan, menafsirkan atau mendalami isi kandungan Al-Quran akan lebih menjamin Al-Quran itu diamalkan oleh seseorang atau masyarakat.
Hal lain dapat dilakukan dengan menambah dengan pemberian award pada setiap MTQ atau even lain yang diadakan khusus untuk memberi penghargaan kepada pribadi, kelompok, organisasi dan pemerintah yang terlibat aktif mengupapayakan pengamalan Al-Quran. Misalnya, award atau penghargaan diberikan kepada pribadi yang konsisten mengamalkan Al-Quran, keluarga yang menerapkan ajaran Al-Quran dalam rumah tangga, hingga pemerintah (provinsi, kabupaten/kota dan gampong) yang menerapkan prinsip-prinsip Al-Quran dalam pemerintahan. Diberikan juga kepada pemerintah yang membuat kebijakan anggaran yang mendukung pendidikan, syiar dan pengamalan Al-Quran.
Pada akhirnya GMQ akan menjadi wahana motivasi bagi masyarakat dan pemerintah supaya sungguh-sunguh menerapkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal ini, saya sepakat dengan sambutan Presiden SBY pada MTQ Nasional di Batam, mengatakan, supaya kita tak berhenti pada MTQ saja, tapi melanjutkannya dengan mengamalkan keseluruhan isi kandungan Al-Quran.Sayed Muhammad Husen
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !