Nama aslinya adalah Moehammaddyah, namun orang lebih mengenalnya dengan panggilan Medya Hus. Hus merupakan singkatan dari nama ayahnya, Husen. Lelaki kelahiran Mon Mata, 10 Agustus 1964 ini dalam sepuluh hari ke depan akan disibukkan dalam perhelatan akbar, Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 yang hari ini, Jum’at (20/9) akan dibuka oleh Presiden Susilo Budiyono di Komplek Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
Lewat kepiawaiannya dalam mencipta nazam, zikir, syair atau pun hikayat akan menghibur pengunjung khususnya di stand Majelis Adat Aceh (MAA).
Bersama master seremoni Syech Min Cakradonya, keduanya akan bersilat lidah, berbalas pantun atau pun menyampaikan lelucon dan pesan moral berbalut syair tradisi Aceh. Lewat even budaya empat tahunan ini juga, ia bersama panitia lain akan menggelar lomba tulis syair di stand yang sama dengan harapan dapat menjaring kawula muda guna mencintai dan mengagumi indahnya syair Aceh. Keinginan suami Nurhijjah ini dalam melestarikan syair Aceh di tengah ketidakpedulian generasi muda memang tidak mudah.
Namun berkat berbagai upaya dengan pendekatan dan pembinaan ke pemula cukup membuat napasnya lega. Karena beberapa nama muda telah muncul dengan masing-masing talenta.
Diantara pendatang baru tersebut, terdapat Sebut saja Muzakkir dalam seni smapa yaitu berpantun dalam acara resepsi pernikahan. Lainnya, M Nasir Bako peminat zikir. Sedangkan Abrar dan Ali lebih menonjol dalam bersyair.
Apalagi sebuah stasiun tv lokal mengapresiasi keinginan itu, dengan memberi jadwal acara Syair Aceh dalam durasi yang lumayan panjang. Seringnya tampil dominan di hadapan publik, membuat mudah dikenali penggemarnya.
Berkenalan dengan berbagai pihak bagi ayah dari empat anak ini memberikan kebahagiaan tersendiri.
Namun, Medya tetap bersahaja dalam keseharian dan dan mudah akrab walau dengan orang yang baru dikenalnya. Sesuai mottonya, Raseuki ngon tagagah, tuah ngon tamita. Dengan bersungguh-sungguh maka akan didapat apa yang dicari. Karenanya dalam memajukan seni dan budaya Aceh, perlu dukungan dak kesungguhan dari pemerintah Aceh serta semua komponen dalam upaya melestarikan, berkreasi dan pengembangan dunia seni Aceh yang islami. NA. Riya Ison
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !