Shalat di gereja? Apakah ini hanya rekaan? Bukan. Ini fakta di Gereja Episkopal
St John di Aberdeen Skotlandia, Inggris yang bertetangga dengan Masjid Syed
Shah Mustafa Jame. Masjid yang kecil itu tidak bisa menampung ratusan jamaah
hingga shalat di trotoar dan jalan. Demikian tulis portal nasional pada Selasa
(19/3).
Portal itu mengutip media dari Inggris yakni susahnya jamaah beribadah pada musim dingin yang menusuk hingga ke tulang sumsum. Karena itu, pengurus Gereja mempersilakan kaum muslim beribadah di gereja dari shalat lima waktu hingga Shalat Jumat.
Pastur Isaac Poobalan menyerahkan sebagian aula gereja kepada Imam Ahmed Megharbi. Pastur itu mengatakan, jika dia tutup mata atas kesulitan yang dialami saudara umat muslim, imannya belumlah sejati.
"Ibadah, dengan cara apa pun, tak pernah salah. Adalah kewajibanku untuk mendorong orang-orang beribadah, sesuai dengan keyakinan," kata pastur Poobalan, seperti dimuat Daily Mail, (18/3).
Menurutnya, Injil mengajarkan, umat Kristiani harus memperlakukan tetangganya dengan baik. Pastur itu miris saat umat muslim berdoa di luar, saat salju pertama turun di musim dingin. Luar biasa membekukan. "Sulit bagiku untuk melihat, umat muslim beribadah dengan tangan dan kaki telanjang di atas trotoar," kata dia.
Hembusan napas para jemaah yang shalat terlihat jelas di tengah udara dingin. "Aku merasa salah, apalagi, gereja hanya terletak di sebelah masjid. Berupa bangunan besar dan kosong pada Jumat siang, saat umat muslim membutuhkan waktu untuk melaksanakan Jumatan."
Poobalan mengaku ada pertentangan atas langkahnya itu. Menurutnya, ini langkah dasar yang fundamental. Tak ada kaitan dengan agama -- dasarnya adalah saling membantu sesama manusia," kata dia.
"Agama yang memisahkan kita menjadi golongan-golongan, tak seharusnya memisahkan kita sebagai sesama manusia."
Sheikh Ahmed Megharbi salah satu imam di masjid itu mengatakan, kondisi yang terjadi pada jamaahnya ini istimewa. "Namun, tak ada salahnya ditiru di seluruh negeri," kata dia.
"Hubungan yang kami jalin
adalah persahabatan dan saling menghormati," kata dia.
Kisah di atas sangat baik disebarkan kepada seluruuh umat dunia lain yang msaih melakukan tindakan kasar kepada umat Islam. Masih ada segelintir umat Yahudi, Nasrani, Budha, Hindu dan lain-lain yang tidak memberikan kebebasan kepada kaum muslim untuk beriadah. Justru mereka dikejar-kejar dari kampung halamam hingga ada yang terdampar di Aceh seperti kaum muslim Rohingya itu.
Kisah di atas sangat baik disebarkan kepada seluruuh umat dunia lain yang msaih melakukan tindakan kasar kepada umat Islam. Masih ada segelintir umat Yahudi, Nasrani, Budha, Hindu dan lain-lain yang tidak memberikan kebebasan kepada kaum muslim untuk beriadah. Justru mereka dikejar-kejar dari kampung halamam hingga ada yang terdampar di Aceh seperti kaum muslim Rohingya itu.
Bagi umat Islam sudah jelas rumusan dalam beribadah yakni “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, (1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (2) Dan kamu bukan penyembah Rabb yang aku sembah. (3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Rabb yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (6)” (QS. Al Kafirun: 1-6) Murizal Hamzah
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !