
Berita terkait penyebaran ajaran sesat di Aceh semakin meresahkan. Tercatat sebanyak 40 orang telah menjadi korban pertarungan logika. Aqidah tertukar tanpa sengaja. Parahnya, sasaran pengikisan iman ini adalah mahasiswa dan pelajar. Bagaimana proses tersebarnya ajaran menyimpang ini? Bagaimana pula langkah antisipasinya? Simak petikan wawancara Nurjannah Usman dengan Azmi Fajri Usman berikut ini.
Bagaimana penyebaran ajaran sesat di Aceh?
Aliran pendangkalan aqidah dibawa oleh orang dari luar Aceh. Metode yang dipakai beragam. Bisa dengan diskusi, training, atau dengan perang logika. Sangat disayangkan sasaran utama generasi muda, terutama anak-anak sekolah dan mahasiswa. Biasanya terjadi pada anak-anak cerdas dengan metode diskusi.
Solusi untuk generasi muda?
Ciptakan da’i sekolah, jangan berharap hanya pada guru agama. Urusan aqidah bukan hanya tugas MPU. Islam tidak diturunkan kepada satu orang, tetapi kepada semua umat manusia. Pemerintah harus punya anggaran untuk da’i sekolah dan harus punya metodenya. Buat kegiatan syiar setiap Sabtu dan Minggu di sekolah, misalnya. Kalau ada siswa punya iman mantap pasti cara berpikirnya pun sedap.
Kirim da’i ke kampus. Para ulama turun ke kampus untuk memberikan pemahaman agama di depan mahasiswa. Saya lihat, anak muda Aceh kekurangan perhatian sehingga mereka mencari perhatian dari orang lain.
Islam jangan hanya jadi simbol. Banyak mahasiswa mengalami pendangkalan aqidah karena mereka ingin mencari kebenaran. Coba kalau pemerintah punya aturan dan mensosialisasi yang benar, kemudian pemerintah memberika kuliah umum untuk mahasiswa dan memberikan pencerahan. Kita hari ini kurang mengenal budaya sendiri, sehingga mudah dicekcoki budaya orang.
Apa yang harus dilakukan pemerintah?
Pemerintah masih kekurangan sistem penyebaran syiar Islam. Katakanlah, kita sudah punya banyak aturan, beragam regulasi. Tetapi sejauh mana aturan dan regulasi tersebut tersampaikan dengan baik melalui sosialisasi yang benar? Apa anggarannya sudah memadai? Pemerintah harus benar-benar melihat kebutuhan masyarakat dalam beragama.
Menurut saya, pemerintah kota harus melakukan rapat Muspida plus. Evaluasi praktik berislam dan perkembangan ajaran-ajaran di tingkat masyarakat. Lakukan advokasi secara serius dan temukan bukti-bukti pendangkalan aqidah. Pemerintah harus segera melakukan rapat evaluasi secara berkala dan melibatkan Walikota, DPRK, TNI-Polri serta masyarakat. Hasil cross ceck di lapangan, saya lihat jarang sekali pejabat kota mendatangi sekolah, masyarakat, pelajar dan kampus.
Langkah lainnya?
Kita pandai mensosialisasikan, tetapi tidak pandai mengaplikasikan. Ikuti jejak Rasul dalam menyebarkan syiar Islam. Kita punya masa untuk sosialisasi, tetapi berapa banyak massa yang mengaplikasikannya. Seberapa banyak da’i-da’i yang diturunkan untuk sekolah dan kampus untuk menyampaikan syiar islam. Jangan hanya andalkan guru agama.Mahasiswa dan pelajar harus pandai mencerdaskan diri sendiri, caranya bergurulah pada ulama yang ada di Aceh. Kunjungilah ulama-ulama, pesantren dan belajar agama yang baik. Pemerintah harus membuat tim untuk mennganalisis dimana pendangkalan aqidah sekarang terjadi dan mengumpulkan data-data tersebut. Kemudian memanggil orang-orang tersebut untuk ditindak.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !